Kasus COVID-19 di Bali Naik Jelang Libur Tahun Baru Imlek, Dinkes Minta Masyarakat Kenali Gejala Varian Omicron

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 31 Januari 2022 | 16:35 WIB
Kasus COVID-19 di Bali Naik Jelang Libur Tahun Baru Imlek, Dinkes Minta Masyarakat Kenali Gejala Varian Omicron
Pantai Nusa Dua, Bali. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meningkatnya kasus COVID-19 tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, tapi juga pulau-pulau lainnya di Indonesia, termasuk Bali.

Menjelang libur Tahun Baru Imlek, Bali melaporkan penambahan kasus harian COVID-19 yang mengalami lonjakan tajam.

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat, sejak 26 Januari penambahan kasus harian sudah di atas 100 orang. Pada Rabu (26/1) tercatat sebanyak 139 orang, kemudian pada Kamis (27/1) sebanyak 212 orang, Jumat (28/1) sebanyak 311 orang, Sabtu (29/1) sebanyak 325 orang dan Minggu (30/1) sebanyak 359 orang.

Sedangkan total jumlah kasus aktif hingga Sabtu (29/1) sebanyak 1.292 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 190 orang (14,71 persen) dirawat di RS rujukan, sebanyak 432 orang (33,44 persen) di tempat isolasi terpusat dan 670 orang (51,85 persen) menjalani isolasi mandiri.

Baca Juga: Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo Sembuh dari Covid-19, Hasil Tes Sementara Probable Omicron

Foto pemandangan alam di Bali (Pexels/Dario Fernandez Ruz)
Foto pemandangan alam di Bali (Pexels/Dario Fernandez Ruz)

Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Made Rentin mengingatkan masyarakat Pulau Dewata tetap mewaspadai potensi penyebaran virus COVID-19 varian Omicron, namun tidak perlu khawatir berlebihan.

"Kita perlu mengetahui ciri-ciri Omicron supaya bisa mencegahnya. Beberapa ciri varian Omicron yang sudah diketahui saat ini adalah tingkat penularan tinggi, tetapi tingkat keparahannya rendah," kata Rentin di Denpasar, Minggu.

Rentin yang juga Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali menambahkan Omicron memiliki gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam, bahkan tanpa gejala.

"Oleh karena itu, tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah dibandingkan varian Delta, walaupun risikonya tetap ada," ucap Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali itu.

Terkait dengan terapi pengobatan, kata dia, obat yang dipakai untuk varian sebelumnya masih efektif digunakan untuk Omicron. Selain itu, diketahui masih banyak berperan dalam mencegah keparahan gejala dan kematian, walau diketahui efektivitasnya berkurang.

Baca Juga: Pandemi Mulai Terkendali, Myanmar Catat Rekor 7 Hari Tanpa Kematian Akibat COVID-19

Masyarakat diimbau untuk melakukan pencegahan dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan dan segera melakukan vaksinasi jika giliran sudah tiba.

"Jika merasa flu, batuk dan demam, segera lakukan tes untuk memastikan tertular atau tidak. Jika terkonfirmasi lakukan perawatan atau isolasi," ujar Rentin. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI