Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa suntikan ketiga vaksin Covid-19 atau vaksin booster mampu mengurangi risiko seseorang dengan gangguan kekebalan dirawat di rumah sakit akibat virus corona Covid-19.
Dalam studi di Morbidity and Mortality Weekly Report, CDC mengatakan bahwa orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dan sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19 mRNA efektif melindungi pasien dengan sistem kekebalan yang lemah sekitar 88 persen.
Sedangkan pada orang dengan gangguan kekebalan yang hanya mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19, mereka hanya terlindungi sekitar 69 persen.
Data ini diperoleh dengan mengamati hampir 3.000 pasien, di mana 1.385 pasien kasus dan 1.567 kontrol non-Covid-19 pada orang dewasa yang dirawat di 21 rumah sakit di 18 negara bagian dari 19 Agustus hingga 15 Desember 2021.
Food and Drug Administration (FDA) pun mengizinkan penggunaan darurat dosis tambahan vaksin Covid-19 untuk remaja usia 12 tahun atau lebih tua dengan kondisi imunokompromis 28 hari setelah dosis kedua.

Efektivitas vaksin Covid-19 ini dihitung pada kedua kelompok dengan membandingkan kemungkinan vaksinasi sebelumnya di antara pasien virus corona Covid-19 dan pasien kontrol yang tidak memiliki penyakit.
Penelitian ini juga disesuaikan dengan tanggal masuk pasien, wilayah rumah sakit, kelompok usia, jenis kelamin, ras dan etnis.
Mereka yang memiliki penyakit mirip virus corona mendapatkan hasil tes posiitif dengan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT) atau tes antigen. Sedangkan, pasien dalam kelompok kontrol mendapatkan tes NAAT yang negatif.
Tiga kelompok vaksinasi dipertimbangkan termasuk, pasien yang tidak divaksinasi, penerima mRNA dua dosis dan penerima mRNA tiga dosis.
Baca Juga: Mengenal Virus NeoCov, Benarkah Masih Bagian dari Virus Corona?
Tiga dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna kira-kira 97 persen efektif mencegah rawat inap karena memiliki sistem kekebalan yang kuat dibandingkan mereka yang hanya memiliki antibodi virus corona 82 persen setelah dosis kedua.