Suara.com - Banyak cara untuk menurunkan berat badan, salah satunya dengan makan satu kali sehari atau disebut diet OMAD, yang ternyata berbahaya menurut ahli gizi.
Diet One Meal A Day (OMAD) adalah versi ekstrim dari jenis diet pembatasan waktu makan, seperti puasa intermiten.
Berbeda dengan puasa intermiten yang memungkinkan pelakunya bisa makan selama periode 4 hingga 8 jam, diet OMAD ini hanya memperbolehkan pelakunya makan di waktu satu jam, dan berpuasa atau tidak makan selama 23 jam dalam sehari.
Meskipun diakui, pola diet puasa intermiten jadi cara yang terbukti ampuh untuk menurunkan berat badan, namun diet ini tidak direkomendasikan pada ahli gizi.
Baca Juga: 7 Makanan Pengganti Nasi untuk Diet, Penuh Karbohidrat Kompleks
Berikut fakta seputar diet OMAD, mengutip Insider, Selasa (31/1/2022).
1. Jenis Makanan yang Harus Dikonsumsi
Diet OMAD tidak akan membatasi jenis makanan atau jumlah kalori yang dikonsumsi pelakunya, tapi semua itu harus dikonsumsi dalam waktu satu jam.
"Secara umum, jika hanya makan satu kali sehari, seseorang harus mengonsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi harian dalam makanan," ujar ahli diet Kelsey Hampton.
Perlu diketahui, mayoritas orang dewasa tidak boleh mengonsumsi di bawah 1.200 kalori per hari. Selain itu pola diet ini, mengharuskan pelakunya makan di jam yang sama setiap hari secara konsisten.
Baca Juga: Makan Cuma Sekali Sehari, Ternyata Ini 5 Hal yang Akan Terjadi pada Tubuh
"Waktu makan harus dipilih setelah melakukan kegiatan yang sangat aktif, seperti olahraga. Tujuannya agar tubuh pulih dan nutrisi langsung tergantikan setelah hilang," terang Hampton.
2. Pendapat Sains Tentang Diet OMAD
Versi puasa intermiten 4 hingga 8 jam memang terbukti bisa meningkatkan toleransi glukosa, meningkatkan sensitivitas insulin, dan membantu menurunkan berat badan.
Namun, makan satu porsi besar sekali dalam sehari, bisa menimbulkan efek sebaliknya. Dalam studi jurnal Nutrition Review 2015, menunjukan diet OMAD bisa meningkatkan nafsu makan dan menambah persentase lemak menjadi tidak normal, bahkan lebih parah dibanding sebelum memulai diet.
3. Orang yang Tidak Boleh Diet OMAD
Ahli Diet New York, Melissa Rifkin, memperingatkan diet OMAD bisa berbahaya bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan diabetes. Ini karena kelompok ini harus mengonsumsi jumlah kalori yang stabil untuk menjaga kesehatannya.
Selain itu, orang yang secara teratur mengonsumsi obat juga harus menghindari diet OMAD ini, karena sebagian besar obat harus diminum setelah makan.
"Sedangkan untuk orang dewasa sehat, mungkin saja aman tapi bukan berarti itu diet idel," terang Hampton.
Apalagi hingga saat ini tidak ada penelitian yang membuktikan dan merekomendasikan jenis diet ini, sebagai cara untuk menurunkan berat badan.