Analisis utama difokuskan pada laki-laki, sepertiga koresponden punya kebiasaan minum alkohol secara teratur.
Di antara populasi penelitian China, frekuensi alel dengan toleransi rendah alkohol adalah 21 persen untuk ALDH2 dan 69 persen untuk ADH18 dan alel dengan toleransi rendah sangat terkait dengan pengurangan konsumsi alkohol pada laki-laki.
Selama masa tindak lanjut ditemukan bahwa 7,4 persen dari sekitar 60.000 responden laki-laki, dibandingkan dengan 90.000 responden perempuan disebut mengembangkan kanker.
Laki-laki yang membawa satu atau dua alel dengan toleransi rendah alkohol untuk ADH1B memiliki risiko antara 13-25 persen lebih rendah terkena kanker secara keseluruhan dan kanker terkait alkohol.
Selain itu, laki-laki yang membawa dua salinan alel toleransi rendah alkohol untuk ALDH2 minum sangat sedikit alkohol, memiliki risiko 14 persen lebih rendah terkena kanker apa pun dan risiko 31 persen lebih rendah terkena kanker yang sebelumnya dikaitkan dengan alkohol.
Laki-laki yang minum alkohol secara rutin, meskipun membawa satu salinan alel toleransi rendah alkohol untuk ALDH2, memiliki risiko kanker kepala dan leher juga kanker kerongkongan yang jauh lebih tinggi.
Untuk non-peminum atau peminum sesekali tidak ada hubungan keseluruhan antara membawa satu salinan alel tolerabilitas alkohol rendah untuk ALDH2 dan peningkatan risiko kanker.
Temuan tersebut disesuaikan dengan faktor risiko kanker lainnya seperti merokok, riwayat penyakit pada keluarga dan pola makan.
Sementara itu, hanya 2 persen perempuan yang punya kebiasaan minum secara teratur dan alel yang dapat ditoleransi alkohol rendah dan tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Baca Juga: Bima Arya Tidak Bakal Keluarkan Izin Alkohol di Atas Lima Persen Beredar di Kota Bogor
Mereka mencatat bahwa risiko yang lebih besar pada laki-laki yang membawa varian gen ALDH2 tolerabilitas rendah alkohol yang masih minum secara teratur menunjukkan bahwa akumulasi asetaldehida yang lebih besar dapat secara langsung meningkatkan risiko kanker.