Update Covid-19 Global: Waspada, Mutasi Varian Siluman BA.2 Makin Menyebar di Banyak Negara

Minggu, 30 Januari 2022 | 19:40 WIB
Update Covid-19 Global: Waspada, Mutasi Varian Siluman BA.2 Makin Menyebar di Banyak Negara
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga pekan terakhir pada Januari 2022, kasus tambahan positif harian Covid-19 di seluruh dunia masih mencapai jutaan.

Pada situs Worldometers tercatat terdapat lebih dari 2,63 juta kasus baru dengan 7. 805 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir. 

Catatan Suara.com, kasus positif Covid-19 global mulai mencapai jutaan per hari sejak akhir Desember 2021 lalu.

Data akumulasi Covid-19 global per Minggu (30/1/2022) pukul 19.30 WIB tercatat telah ada 373 juta kasus dengan 5,66 juta kematian. 

Baca Juga: Jumlah Kasus Omicron Importasi di Jakarta 56 Persen, Wagub DKI Ahmad Riza Patria: Sebentar Lagi Kasus Lokal Lebih Tinggi

Lebih dari 294,48 juta kasus infeksi virus corona baru dinyatakan sembuh. Sedangkan kasus aktif masih ada 8.1 juta orang di seluruh dunia yang positif Covid-19 hingga saat ini.

Sebaran Varian Son of Omicron
Lonjakan kasus positif Covid-19 di dunia dalam sebulan terakhir disebut akibat paparan varian omicron yang terkonfirmasi lebih cepat menular.

Belum selesai lonjakan varian tersebut, para ahli telah menemukan subvarian BA.2 atau dikenal sebagai varian "siluman" yang juga disebut son of omicron. 

Para ahli internasional menyebutkan, varian terdebut talah menyebar di hampir separuh wilayah Amerika Serikat. Saat ini telah ada setidaknya 127 kasus subvarian BA.2 yang terdeteksi di AS, demikian menurut laporan CNBC baru-baru ini.

Tetapi juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS Kristen Nordlund memperingatkan bahwa belum banyak data yang terungkap terkait varian BA.2 tersebut.

Baca Juga: PM Australia Peringatkan Kanye West Divaksin Penuh Sebelum Tur: Siapa pun Anda, Itu Aturannya

"Saat ini, tidak ada data yang cukup untuk menentukan apakah garis keturunan BA.2 lebih dapat ditularkan atau memiliki kekebalan lebih dibandingkan garis keturunan BA.1 (omicron)," ujarnya, dikutip dari Fox News.  

Meskipun garis keturunan BA.2 baru-baru ini meningkat secara proporsional di beberapa negara, jumlah kasusnya yang beredar di Amerika Serikat dan secara global masih sangat rendah, lanjutnya.

Seperti di Denmark, di mana sekitar 80 persen populasinya telah divaksinasi dua dosis dan 60 persen sudah menerima booster, tapi kasus BA.2 telah menggantikan omicron sebagai varian utama. 

Kementerian Kesehatan Denmark melaporkan bahwa lebih dari 50.000 infeksi Covid-19 yang dilaporkan pada Jumat (28/1) lalu kemungkinan sebagian besar kedua akibat BA.2.  

Ketua komite pengawasan varian Covid-19 di Denmark Troels Lillebaek mengatakan, varian BA.2 memiliki lima mutasi unik yang berada pada bagian khusus dari protein lonjakan yang diketahui terkait dengan transmisibilitas lebih tinggi.

Statens Serum Institut Denmark menyebut, mutasi tersebut membuat BA.2 memiki 1,5 kali lebih menular daripada omicron.

Ada perbedaan yang lebih besar dari mutasi antara BA.1 dan BA.2 dibandingkan dengan strain asli dari varian alpha yang memiliki mutasi besar pertama yang menyebar ke seluruh dunia.

Di Indonesia juga diketahui sudah terdeteksi varian BA.2 tersebut. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa virus corona varian omicron BA.2 sudah ada di Indonesia.

"Sekarang kalau pertanyaannya sudah ada belum (Omicron) BA.2 di Indonesia? Sudah ada. Kita sudah deteksi mungkin sekitar 10 dari 1.600 (sampel) yang BA.2," kata Menkes Budi.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengklasifikasikan BA.2 sebagai varian yang menjadi perhatian. Para pejabat WHO memperingatkan bahwa BA.2 tidak hanya menjadi varian baru akibat omicron terus melonjak di seluruh dunia, tetapi juga akan lebih menular daripada omicron.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI