Aliando Syarief Idap Gangguan Mental: OCD Tak Melulu Tentang Kebersihan, Bisa Jadi Masalah Pikiran Internal

Jum'at, 28 Januari 2022 | 10:15 WIB
Aliando Syarief Idap Gangguan Mental: OCD Tak Melulu Tentang Kebersihan, Bisa Jadi Masalah Pikiran Internal
Artis Indonesia Ulang Tahun di Bulan Oktober. (instagram/@aliandooo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktor Aliando Syarief mengatakan bahwa dirinya didiagnosis mengidap gangguan obsesif kompulsif atau Obsessive compulsive disorder (OCD) ekstrem sejak 2019 lalu.

Lelaki 25 tahun ini mengatakan penyakit mental yang diidapnya cukup membuatnya terganggu. Sebab, ia merasa seperti berdebat dengan pikirannya sendiri.

"Cukup mengganggu karena rasanya campur aduk. kita kayak berantem sama pikiran sendiri," tutur Aliando, dalam video Live Instagram dikutip Kamis (27/1/2022).

Ternyata, kondisinya ini pernah ia alami saat duduk di Sekolah Dasar kelas 2. Namun, saat itu ia mengabaikannya.

Baca Juga: Tegas! Satgas Covid-19 Minta Pemda Turunkan Kasus Virus Corona Dalam Waktu Dua Pekan

"OCDnya selesai karena gue berpikir bodo amat, jangan dipikirin. Jiwa kita lebih besar dari penyakit ini. Mungkin karena anak-anak, belum ada banyak pikiran. tapi di umur 25 ini, makin parah," sambungnya.

Banyak orang mencirikan pengidap OCD sebagai seseorang yang sangat terorganisir, rapi, atau bersih. Tetapi sebenarnya kondisi gangguan ini lebih dari penggambaran populer tersebut.

Berdasarkan Health Line, kondisi OCD membuat pengidapnya mengalami obsesif tak terkendali atas sesuatu hingga menyebabkan perilaku kompulsif atau berulang.

Perilaku berulang tersebut tidak melulu mengenai kebersihan atau mengorganisir sesuatu. Bisa jadi pengidapnya memikirkan hal menganggu secara berulang tanpa memiliki kendali untuk menghentikannya walau dirinya ingin berhenti.

Ketika kondisinya parah, OCD dapat menganggu hubungan, tanggung jawab, dan secara signifikan mengurangi kualitas hidup pengidapnya. Hal ini bisa sangat melemahkan.

Baca Juga: Benarkah Minum Anggur Merah Bisa Cegah Infeksi Virus Corona Covid-19? Ini Himbauan Ahli

Aliando Syarief menceritakan tentang penyakit gangguan mental OCD ekstrem [Instagram/@rumpi_gosip]
Aliando Syarief menceritakan tentang penyakit gangguan mental OCD ekstrem [Instagram/@rumpi_gosip]

Seperti namanya, OCD memiliki dua gejala khas, yakni:

- Obsesi, yang membuat pengidapnya memiliki pikiran menganggu tidak diinginkan
- Kompulsi, yang menyebabkan penderitanya melakukan suatu hal tak terkendali demi menghilangkan kecemasan atau stres atas pikiran yang mengganggunya

Meski tidak ada diagnosis OCD 'ekstrem', banyak penderita mungkin merasa gejalnya parah dan sangat memengaruhi kehidupan mereka.

Apa yang memicu OCD?

Menurut laman OCD UK Organization, pemicu merupakan sumber asli dari kekhawatiran obsesif, yang bisa berupa tempat, orang, atau objek yang memicu obsesi, perasaan tidak nyaman, atau bahkan dorongan kompulsif.

Pemicu dapat berupa objek fisik maupun pemikiran mental internal. Misalnya, penderita memiliki pikiran obsesif untuk melukai orang setiap kali melihat benda tajam. Jadi, benda tajam tersebut merupakan pemicu perilaku obsesi dan kompulsinya.

Untuk menghindari penderitaan berjam-jam, penderita biasanya akan menghindari benda tajam tersebut dengan segala cara.

Smeentara pemicu mental internal adalah ketika pengidap mengalami obsesi menyedihkan tentang kematian setiap kali mereka memikirkan ayahnya yang telah meninggal.

Memori ayahnya adalah pemicu internal untuk pikiran obsesif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI