Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa virus corona varian Omicron BA2, atau yang dikenal sebagai Son of Omicron sudah ada di Indonesia.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara temu media, pada Kamis (27/1/2022) kemarin, dikutip dari kanal YouTube KompasTV.
"Sekarang kalau pertanyaannya sudah ada belum (Omicron) BA2 di Indonesia? Sudah ada. Kita sudah deteksi mungkin sekitar 10 dari 1600 (sampel) yang BA2," kata Menkes Budi.
Di sisi lain dalam satu kesempatan, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa varian Omicron berdasarkan susunan genetiknya, di kategorisasi menjadi B11529, BA1, BA2 dan BA3.
"Omicron BA2 tengah menjadi perhatian karena memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil PCR," jelasnya mengutip situs resmi Satgas Covid-19.
Pada subvarian Omicron lain, adanya mutasi berupa hilangnya susunan tertentu pada Gen S dapat memunculkan deteksi gen lainnya. Namun gen S tidak terdeteksi (SGTF) pada tes PCR.
Namun pada Omicron BA2, susunan ini tidak hilang sehingga PCR tidak memunculkan hasil SGTF atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron.
"Padahal BA2 merupakan salah satu jenis Omicron," jelas Wiku lebih lanjut.
Lalu bagaimana dengan tingkat keparahan virus corona varian Omicron dengan subvarian BA2?
Dalam keterangannya, Menkes Budi mengatakan dirinya belum melihat risiko subvarian BA2 lebih berbahaya dengan suvbarian Omicron lainnya, atau bahkan varian virus corona lain.
"Sejauh ini kita belum lihat seperti itu (lebih parah). Kalau teman-teman ada risetnya bisa kasih (pemerintah). Tapi kalau ada yang bilang ini (BA2) menyerang upper respiratory tract infections, pernapasan atas, memang Omicron menyerang (pernapasan) atas bukan ke paru," pungkas Menkes Budi.