Suara.com - Meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia mendapatkan tanggapan dari Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB).
Ketua Umum PDIB James Allan Rarung mengatakan peningkatan kasus COVID-19 di Tanah Air saat ini dipicu oleh meningkatnya penularan akibat varian Omicron di tengah masyarakat.
"Peningkatan kasus COVID-19 saat ini, dipicu oleh semakin meningkatnya varian Omicron," katanya.
James menuturkan awalnya kasus COVID-19 varian Omicron adalah dari para pelaku perjalanan luar negeri, namun akhirnya terjadi transmisi lokal. Sehingga akhirnya masyarakat yang tidak melakukan perjalanan keluar negeri ikut menderita varian ini.
Baca Juga: Kunci Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 Varian Omicron: Vaksin Booster dan Protokol Kesehatan
Bahkan, menurut James, saat ini justru yang terkena infeksi COVID-19 varian Omicron lebih banyak yang bukan dari para pelaku perjalanan luar negeri.
Itu menunjukkan transmisi lokal sangat meningkat sehingga terjadi lonjakan kasus yang lebih cepat dari prediksi sebelumnya, yang mana diperkirakan pada pertengahan Februari sampai Maret 2022.
Oleh karena itu, upaya pengendalian kasus COVID-19 harus terus dilakukan seperti disiplin melakukan protokol kesehatan, meningkatkan pemeriksaan COVID-19 dan pelacakan kasus.
Pada 27 Januari 2022, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah sebanyak 8.077 orang, sementara pada 26 Januari 2022 kasus COVID-19 secara nasional mengalami penambahan sebanyak 7.010 orang, dan pada 25 Januari 2022 kasus COVID-19 bertambah 4.878 orang.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian Omicron dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menyebabkan risiko transmisi COVID-19 dalam rumah tangga lebih tinggi dibandingkan Delta.
Baca Juga: 6 Dari 21 Mahasiswa UIN Satu Tulungagung yang Positif Covid Memiliki Gejala Varian Omicron
"Risiko penularan di dalam rumah tangga pada Omicron itu lebih tinggi karena dia memang lebih cepat menular," kata Nadia dalam diskusi virtual Membendung Transmisi Omicron di Jakarta, Jumat (24/12).
Nadia menuturkan penularan Omicron bisa tiga kali lebih cepat daripada varian Delta. Satu kasus infeksi Delta dapat menular kepada 6-8 orang.
Di samping itu, Omicron juga mampu menyebabkan infeksi ulangan pada orang yang sudah terinfeksi COVID-19.
"Jadi satu bulan sampai dua bulan setelah orang mendapatkan COVID-19 itu bisa kemudian sakit kembali dikarenakan dia mungkin mendapatkan varian Omicron," ujar Nadia.
Jika kasus COVID-19 akibat infeksi varian Omicron mulai meningkat banyak, maka akan menjadi suatu beban di fasilitas kesehatan. [ANTARA]