Suara.com - Baru-baru ini, kasus flu burung telah meningkat di beberapa negara, seperti di Inggris, China, daratan Eropa, dan Israel. Wabah ini umumnya terjadi di tempat peternakan komersial.
Tetapi, risiko penyeraban flu burung semakin tinggi dengan semakin banyaknya orang yang memelihara ayam dan jenis unggas lainnya di rumah, lapor The Conversation.
Salah satu infeksi flu burung yang sering menular dari unggas ke manusia adalah H5N1.
H5N1 merupakan jenis flu burung ringan pada unggas liar, tetapi jauh lebih mematikan jika menginfeksi unggas domestik. Jika H5N1 menginfeksi manusia, yang terinfeksi memiliki risiko kematian hingga 53%.
Namun sayangnya, tindakan biosekuriti flu burung saat ini lebih berfokus pada peternakan unggas skala besar.
![Ilustrasi flu burung. [Dok.Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/21/93195-ilustrasi-flu-burung.jpg)
Peternakan ayam domestik
Flu burung menyebar dari unggas liar ke ayam ternak domestik melalui kotoran dan air liur. Inilah sebabnya memisahkan ternak domestik dari unggas liar sangat penting selama wabah.
Apabila pemilik tidak mengambil tindakan pencegahan, maka infeksi tersebut akan menulari manusia yang berkontak dekat. Misalnya peternak itu sendiri dan keluarganya.
Mengurangi risiko
Baca Juga: Harga Telur dan Ayam Potong Naik, Sekjen Peternak Unggas: Siklus Tahunan Saja
Infeksi flu burung pada manusia sebenarnya jarang terjadi. Sejak 2003, hanya ada 863 kasus infeksi manusia yang dilaporkan dari 18 negara.