Benarkah Suplemen Vitamin D Mampu Turunkan Risiko Autoimun? Ini Faktanya

Kamis, 27 Januari 2022 | 15:30 WIB
Benarkah Suplemen Vitamin D Mampu Turunkan Risiko Autoimun? Ini Faktanya
Ilustrasi Vitamin D (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit autoimun (AD) seperti rheumatoid arthritis, polymyalgia rheumatica, tiroid autoimun dan psoriasis, adalah penyebab utama pada morbiditas dan mortalitas, seiring berjalannya usia.

Beberapa pengobatan efektif yang tersedia untuk autoimun, adalah suplemen vitamin D dengan asam lemak omega-3, yang disebut memiliki efek yang menguntungkan.

Hal itu telah terungkap dalam studi baru di BMJ, yang dilakukan oleh peneliti dari Brigham and Women’s Hospital untuk mengevaluasi apakah tingkat efeknya.

Para peneliti mulai menguji vitamin ini dalam skala besar vitamin D dan Omega-3 Trial (VITAL), sebuah studi acak yang diikuti peserta selama kurang lebih lima tahun.

Baca Juga: Vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna Dinilai Dapat Mengobati Penyakit Lain, Salah Satunya HIV

Penyakit autoimun. (Shutterstock)
Penyakit autoimun. (Shutterstock)

Peneliti menemukan, orang yang mengonsumsi vitamin D dengan asam lemak omega-3, dapat menurunkan risiko penyakit autoimun dibanding peserta yang menggunakan plasebo.

“Sangat menarik untuk melihat hasil positif ini, di mana vitamin dan suplemen non-toksis dapat mencegah penyakit yang berisiko tidak sehat,” ungkap penulis senior Karen Costenbader, kepada Medical Express.

“Ini adalah bukti pertama yang kami miliki, bahwa suplementasi harian dapat mengurangi kejadian AD, di mana ini memiliki efek nyata setelah dua tahun suplementasi vitamin D,” lanjut Karen.

Karen menambahkan, ia berharap dari temuannya ini bisa memperluas ke jangkauan masyarakat untuk mempertimbangkan terkait data vitamin D dan pencegahan penyakit autoimun.

“Sekarang, ketika pasien, kolega, atau teman saya bertanya mengenai vitamin atau suplemen yang saya rekomendasikan untuk mengurangi penyakit autoimun, saya memiliki rekomendasi berbasis bukti baru untuk wanita berusia 55 tahun ke atas, dan pria berusia 50 ke atas,” ungkap Karen.

Baca Juga: Warga AS Lama Tunggu Hasil PCR, Antigen Jadi Solusi

Ia menyarankan, untuk mengonsumsi vitamin D adalah 2000 IU sehari, serta asam lemak omega-3 laut (minyak ikan) 1000 mg dosis sehari.

VITAL adalah sebuah studi acak, yakni dilakukan kepada 25.871 peserta (pria usia 50 dan lebih tua) dan wanita (usia 55 dan lebih tua) di Amerika Serikat. Para peneliti mulai menyelidiki apakah mengonsumsi vitamin D3 harian atau asam lemak omega-3 dapat mengurangi risiko kanker, jantung hingga stroke, pada orang yang belum punya riwayat ini sebelumnya.

Kemudian peserta mulai diacak untuk menerima vitamin D dengan suplemen asam lemak omega-3. Sedangkan peserta lain menerima vitamin D dengan plasebo.

Selain itu, peserta juga menjawab kuesioner tentang diagnosis penyakit baru, termasuk rheumatoid arthritis, polymyalgia rheumatica, penyakit tiroid autoimun, psoriasis, dan penyakit radang usus. Selanjutnya, dokter mulai meninjau catatan medis pasien untuk mengkonfirmasi diagnosis yang dilaporkan.

“Penyakit autoimun umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dan ini berdampak negatif pada kesehatan dan harapan hidup. Sampai sekarang, kami memang belum memiliki cara terbukti untuk mencegahnya. Tapi untuk pertama kalinya, kami mulai melakukan uji ini,” ungkap penulis studi pertama dari pasca-doktoral Brigham, Joll Hahn, ScD.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI