Suara.com - Dua vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Amerika Serikat, yakni Pfizer dan Moderna, menggunakan materi genetik untuk menghasilkan respons imun terhadap virus corona Covid-19.
Tehnik kedua vaksin itu disebut mRNA atau messenger RNA, lapor The Conversation.
Menurut ahli mikrobiologi di University of Washington, Deborah Fuller, teknik ini telah membuka dunia penelitian dan dan potensi penggunaan medis yang jauh dari jangkauan vaksin tradisional.
Ketika Fuller mempelajari vaksin mRNA, ia dan rekan-rekannya menemukan bahwa cara ini sangat efektif dalam menginduksi respons sel T (respons kekebalan) karena vaksin diekspresikan di dalam sel.
Menurutnya, vaksin seperti ini dapat digunakan untuk kondisi apa saja, termasuk gangguan autoimun, terapi gen, hingga imunoterapi untuk mengobati kanker dan penyakit menular kronis seperti HIV, hepatitis B, atau herpes.
Bagaimana vaksin dapat mengobati kanker atau penyakit menular kronis?
Respons sel T sangat penting untuk mengidentifikasi sel yang terinfeksi penyakit kronis dan sel kanker. Bagian dari sistem kekebalan ini juga memainkan peran besar dalam menghilangkan sel yang terinfeksi dari tubuh.
Ketika sel menjadi kanker, sel akan mulai memproduksi neoantigen.
Dalam kasus normal, sistem kekebalan mendeteksi akan neoantigen ini, mengenali ada sesuatu yang salah dengan sel dan menghancurkannya.
Baca Juga: Pfizer Mulai Uji Klinis Vaksin COVID-19 Khusus Varian Omicron
Alasan beberapa orang terkena tumor adalah karena sistem kekebalan mereka tidak cukup mampu menghancurkan sel tumor, sehingga sel-sel tersebut berkembang biak.
Dengan vaksin mRNA, tubuh akan lebih mampu mengenali neoantigen dari sel kanker. Jika sistem kekebalan dapat mengenali dan melihatnya dengan lebih baik, maka sel kanker akan bisa dihancurkan.
Strategi yang sama dapat diterapkan untuk menghilangkan infeksi kronis seperti HIV, hepatitis B dan herpes. Vaksin dapat melatih sel kekebalan untuk mengenali dan menghancurkan sel yang terinfeksi secara kronis.