Bisakah Indonesia Nol Kasus Stunting? Menko PMK Muhadjir Effendy: Stunting Ini Ruwet!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 27 Januari 2022 | 06:50 WIB
Bisakah Indonesia Nol Kasus Stunting? Menko PMK Muhadjir Effendy: Stunting Ini Ruwet!
Tenaga kesehatan menimbang berat badan balita selama berlangsungnya program “BULOG Peduli Gizi” di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (6/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurunkan angka stunting memiliki dampak penting bagi masa depan bangsa dan negara. Sayangnya, Indonesia masih mengalami kasus stunting yang terjadi dari tahun ke tahun.

Lalu, apa tantangan terbesar yang dihadapi dalam mengentaskan stunting di Indonesia? Menjawab pertanyaan ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan salah satu tantangan terbesar adalah rumitnya penanganan yang perlu dilakukan.

Muhadjir mengatakan penurunan stunting tidak bisa diintervensi hanya melalui satu sektor saja melainkan harus komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Mulai dari pencegahan sejak masa remaja hingga pasca melahirkan terutama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Stunting ini ruwet. Masyarakat juga masih banyak yang keliru. Stunting itu dianggap kalau tingginya kurang, beratnya kurang, padahal bukan itu. Stunting itu masalahnya pertumbuhan otak. Saat hamil sebenarnya bisa dilacak apakah janin ini bisa potensi stunting atau tidak. Yang sudah pasti, kalau saat 1.000 HPK-nya tidak berhasil, intervensi seperti apapun tidak akan bisa,” katanya mengutip ANTARA.

Baca Juga: Target Turunkan Stunting Hingga 14 Persen di Tahun 2024, Apakah Bisa Dicapai? Ini Kata Kemenko PMK

Ia menyebut pemerintah terus mengupayakan pencapaian target penurunan stunting hingga 14 persen di 2024. Hal itu sebagaimana arahan Presiden Jokowi dalam rangka peningkatan kualitas pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.

Ia mengatakan fokus penurunan stunting tidak hanya pada daerah-daerah yang saat ini masih memiliki angka stunting tertinggi. Akan tetapi, pemerintah juga mendorong daerah-daerah lain bahkan hingga mencapai 0 kasus stunting.

Muhadjir optimistis jika semakin banyak daerah atau kabupaten/kota yang telah berhasil menurunkan angka stunting hingga di bawah 14 persen maka secara agregat Indonesia akan mampu mencapai target penurunan stunting sesuai yang dicanangkan pada 2024.

Upaya penanganan bisa dilakukan dengan memberikan vitamin tambahan pada darah untuk mengantisipasi anemia pada remaja, juga terdapat program Integrated Development Plan atau Rencana Pengembangan Terintegrasi, kata Muhadjir.

Ia mengatakan program tersebut sangat sesuai dengan upaya pemerintah dalam penanganan stunting. Hanya, selain terintegrasi juga harus berkelanjutan.

Baca Juga: Atasi Persoalan Stunting, Hendi Minta Dukungan Tim Penggerak PKK Kota Semarang

“Kalau menurut saya perlu ditambah menjadi Integrated Development and Sustainable Plan. Program yang terintegrasi, berkembang, dan berkelanjutan. Karena yang penting sekarang ini bagaimana menjamin kelanjutan program stunting. Kalau kita ingin jadi negara maju harus seminimal mungkin stunting atau bebas stunting,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI