Suara.com - Sekelompok tim peneliti internasional menemukan perubahan struktural pada protein lonjakan virus corona varian Omicron.
Penemuan ini menjelaskan bagaimana Omicron mampu menghindari sistem kekebalan tubuh dan masih tetap sangat menular.
"Temuan ini memberikan cetak biru yang dapat digunakan para peneliti untuk merancang tindakan pencegahan baru, baik itu vaksin atau terapi, terhadap Omicron dan varian virus corona lainnya yang mungkin muncul," kata peneilti utama David Veesler.
Seperti yang diketahui, Omicron dapat menghindari antibodi terhadap varian sebelumnya, menyebabkan orang yang sudah divaksinasi Covid-19 mengalami infeksi terobosan.
Baca Juga: Belum Ada KIPI Berat dari Vaksinasi Booster, Kulon Progo Pastikan Stok Obat Pereda Aman
Dalam studi ini, peneliti mengungkap bagaimana mutasi mengubah cara protein berinteraksi dengan antibodi sehingga kemampuan hampir semua antibodi monoklonak berkurang.
Sementara itu, pada saat yang sama kemampuan Omicron dalam mengikat sel tubuh meningkat.
"Virus ini memiliki plastisitas yang luar biasa, virus banyak berubah dan tetap mempertahankan semua fungsi yang diperlukan untuk menginfeksi dan mereplikasi," sambungnya, dilansir Medical Xpress.
Veeler juga menjamin bahwa Omicron bukanlah mutasi virus corona yang terakhir.
Baca Juga: Perjuangan Nakes di Jember Lakukan Vaksinasi Door to Door, Ketuk Pintu Tak Kunjung Dibuka