Penelitian dari Korea Selatan Kembali Membuktikan Ponsel Tidak Bagus untuk Kualitas Sperma

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah
Penelitian dari Korea Selatan Kembali Membuktikan Ponsel Tidak Bagus untuk Kualitas Sperma
Ilustrasi lelaki menggunakan ponsel (Shutterstock)

"Pria harus berusaha mengurangi penggunaan ponsel untuk melindungi kualitas sperma mereka," himbau peneliti.

Suara.com - Baru-baru ini peneliti mengatakan bahwa ponsel membuat pria tidak subur karena dapat menyebabkan berkurangnya jumlah serta kualitas sperma.

Hasil tersebut berasal dari analisis 18 studi, yang melibatkan 4.280 sampel sperma.

Menurut peneliti, hal itu disebabkan oleh gelombang elektromagnetik yang dapat merusak sperma. Karenanya, mereka menyarankan pria untuk mengurangi penggunaan ponsel.

"Pria harus berusaha mengurangi penggunaan ponsel untuk melindungi kualitas sperma mereka," jelas peneliti utama Yun Hak Kim dari Pusan National University.

Baca Juga: Vivo V50 Lite Siap Rilis di Indonesia: Tipis, Tangguh, dan Super Tahan Lama, Ini Bocorannya

Namun, Profesor Andorologi di Universitas Sheffield, Inggris, Allan Pacey, mempertanyakan kesimpulan studi yang dilakukan peneliti Korea Selatan tersebut.

Ilustrasi penggunaan ponsel di jalan, Jepang. [Charly Triballeau/AFP]
Ilustrasi penggunaan ponsel di jalan, Jepang. [Charly Triballeau/AFP]

"Kehidupan modern memang tidak selalu bagus untuk sperma, tetapi tidak jelas apakah ponsel yang harus disalahkan," jelas Pacey, dilansir The Sun.

Selain itu, menurutnya studi tersebut tidak menambah kejelasan dari perdebatan tentang sperma dan ponsel, yang sudah berlangsung selama 10 tahun.

"Itu pertanyaan yang belum terselesaikan. Tetapi jika pria khawatir, mereka harus menaruh ponsel di tas (daripada di saku celana)," sambungnya.

Di sisi lain, peneliti mengatakan masih perlu ada penelitian lain yang menentukan efek paparan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan model ponsel terbaru.

Baca Juga: Apakah Pria yang Mualaf Wajib Sunat? Doktif Serang Richard Lee soal Ini

"Studi tambahan akan diperlukan untuk menentukan efek paparan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari model ponsel baru di zaman serba digital saat ini," tandas Yun Hak Kim.