Suara.com - Masalah gizi masih jadi tantangan kesehatan bagi banyak anak di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan bila satu dari empat anak Indonesia masih mengalami kekerdilan (stunting).
Bahkan, satu dari 10 anak mengalami gizi kurang. Menanggapi hal tersebut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin membeberkan kondisi gizi pada anak di Indonesia saat ini masih banyak yang tidak mendapatkan asupan gizi untuk mencapai potensi maksimal dari tumbuh kembangnya, terutama pada anak yang tinggal di lingkungan rentan.
Oleh sebab itu meminta kepada seluruh pihak untuk terlibat aktif dalam memperbaiki gizi anak-anak bangsa sebagai momentum menyambut Hari Gizi Nasional ke-62.
“Gizi yang baik adalah fondasi penting bagi seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,” kata Budi seperti dikutip dari ANTARA.
Menurut Budi, upaya-upaya strategis itu memerlukan bantuan dari seluruh pihak, mulai dan dapat dilakukan melalui deteksi dini, seperti keluarga yang mulai rutin melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak di Posyandu.
Sementara untuk pemerintah dan berbagai pihak lainnya, bisa membantu menggencarkan promosi pemberian makanan pada bayi dan anak yang mencakup inisiasi menyusui dini (IMB), pemberian ASI eksklusif sampai dua tahun, termasuk pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) yang mengutamakan protein hewani.
“Sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, sebagai langkah awal yang mudah dan mampu dilaksanakan. Dianjurkan untuk memberikan telur satu butir setiap hari untuk mencukupi kebutuhan protein anak,” tegas Budi.
Melalui peringatan Hari Gizi Nasional ke-62, Budi berharap akan semakin banyak pihak yang meningkatkan komitmen dan mempererat kerja sama guna meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat demi mencapai target penurunan angka kekerdilan menjadi 14 persen pada tahun 2024.
“Saya yakin, ini akan memberi dampak signifikan terhadap percepatan perbaikan gizi di Indonesia. Sebagai bukti keseriusan kita untuk menyelamatkan generasi bangsa dan mencapai Indonesia emas pada tahun 2045. Anak sehat, Indonesia tumbuh,” kata dia.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi: Dari 1.600 Kasus Omicron, Hanya 20 Dirawat dan 2 Meninggal Dunia