Benarkah Senyawa Dalam Ganja Mampu Mencegah Penularan Covid-19? Ini Faktanya

Selasa, 25 Januari 2022 | 14:10 WIB
Benarkah Senyawa Dalam Ganja Mampu Mencegah Penularan Covid-19? Ini Faktanya
Ilustrasi ganja (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cannabidiol, sebuah senyawa dalam ganja sering disebut bisa membantu perawatan sejumlah penyakit. Kini ada kabar menyebut bahwa Cannabidiol bisa mencegah penularan virus corona Covid-19?

Tapi bagaimana sebenarnya faktanya? Dilansir dari Medical Express, senyawa yang juga disebut sebagai CBD, disebut dapat menghambat kemampuan virus Corona yang menyebar di sampel sel paru-paru manusia, serta menekan infeksi Covid-19 di saluran hidung.

Penelitian ini baru berlangsung lewat hewan uji. Meski penelitian pada hewan tidak selalu berhasil untuk diterapkan di manusia, namun keberhasilan senyawa ini tidak terbatas di uji laboratorium.

Jika seorang mengonsumsi senyawa CBD pada obat Epidiolex, yang telah disetujui oleh Food And Drug Administration AS, hal itu dikatakan mampu menurunkan penularan positif Covid-19.

Baca Juga: Waspada Varian Omicron, Pokja FKKMK UGM Berharap Balita Bisa Segera Divaksin Covid-19

Ilustrasi ganja sebagai bantuan medis (Shutterstock)
Ilustrasi ganja sebagai bantuan medis (Shutterstock)

Namun jangan terburu-buru ke apotik lokal untuk mendapatkan obat ini. Sebab, hasil yang telah dilakukan oleh para peneliti ini menggunakan bubuk CBD murni.

Sementara itu, pemimpin studi Marsha Rich Rosner dari University Of Chicago mengatakan, jenis minyak CBD yang ditemukan di toko ganja lokal tidak mengandung senyawa yang cukup tinggi, sehingga jenis minyak tersebut belum mampu menangkal virus Corona.

“Orang yang menggunakan senyawa CBD ini bukan berarti bebas dari penggunaan masker dan tidak perlu divaksinasi, bukan itu masalahnya,” ungkapnya kepada Medical Express.

“Kami tidak pernah mengatakan bahwa Anda harus mengganti CBD agar terhindar dari pencegahan dan vaksinasi,” tegasnya.

Rosner beserta rekan-rekannya melakukan uji klinis manusia untuk menentukan dosis CBD murni, yang dapat membantu mengobati infeksi Covid-19 varian baru.

Baca Juga: Gejala Umum Virus Omicron yang Bisa Dikenali Menurut CDC

“Kami sebenarnya menyarankan agar uji coba dilakukan serupa dengan apa yang dilakukan lewat vaksinasi, baik sebagai uji coba pencegahan atau pengobatan tahap awal,” kata Rosner.

Di samping itu, seorang sarjana senior dari John Hopkins Center for Health Security di Baltimore, Dr. Amesh Adalja, telah menyetujui bahwa obat CBD ini sangat menjanjikan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

“Ini adalah studi awal yang perlu konfirmasi lebih lanjut, tetapi obat ini bisa memberi jalan untuk membantu memerangi Covid-19,” ungkap Dr. Amesh.

“Studi lebih lanjut tentang mekanisme pengiriman CBD, konsentrasi CBD dalam uji coba sangat diperlukan untuk mengeksplorasi temuan serta penerapan klinisnya,” lanjut Amesh.

Karena sebagian besar penularan infeksi Covid-19 menyebabkan kerusakan dari sistem kekebalan tubuh, Rosner bersama rekannya menyebut bahwa senyawa CBD dapat membantu mencegah peradangan, sehingga ini melindungi dari kerusakan paru-paru dan organ lainnya.

“Kami hanya ingin tahu apakah CBD akan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Tidak ada orang waras yang berpikir bahwa ini bisa memblokir replikasi virus. Tapi, itulah yang terjadi,” ungkap Rosner.

Untuk melihat apakah senyawa CBD mampu menangkal virus, tim peneliti menganalisis data dari 1.212 pasien epilepsi, dengan resep obat Epidiolex yang diberikan.

Data yang diambil dari National Covid Cohort Collaborative ditemukan, pasien yang mengonsumsi Epidiolex 35 persen hingga 52 persen, berisiko rendah untuk terinfeksi Covid-19 dibanding pasien lain yang tidak mengonsumsi obat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI