Tidak Hanya Psikologis dan Emosional, Trauma Bisa Memengaruhi Fisik Penderitanya

Selasa, 25 Januari 2022 | 10:47 WIB
Tidak Hanya Psikologis dan Emosional, Trauma Bisa Memengaruhi Fisik Penderitanya
Ilustrasi Trauma [pexels.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika trauma kembali teringat, biasanya seseorang akan merasakan beberapa gejala. Seperti tangan mulai berkeringat, jantung berpacu cepat, hingga perasaan panik luar biasa.

Trauma bukan hanya reaksi emosional dan psikologis, tetapi bisa bermanifestasi menjadi reaksi fisik terhadap peristiwa intens.

"Gejala fisiologis semacam itu sangat umum pada penderita PTSD (gangguan stres pasca-trauma), serta menjadi respons trauma umum yang lebih luas," jelas psikolog klinis dan pendiri COPE Psychology, Rubin Khoddam.

Ia menambahkan kepada USA Today bahwa seiring waktu respons fisik akan berdampak besar pada tubuh penderita.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Selama Pandemi Covid-19, Baik untuk Fisik dan Psikologis

Namun, kondisi ini dapat diringankan dengan berbagai perawatan, salah satunya yoga.

Ilustrasi trauma (Unsplash)
Ilustrasi trauma (Unsplash)

"Air mata bisa keluar, emosi bisa muncul. Terkadang ingatan bisa muncul," ujar konselor kesehatan mental klinis Jenn Turner, menjelaskan apa yang terjadi selama sesi perawatan trauma.

Reaksi tubuh terhadap trauma

Penulis The Modern Trauma Toolkit, Christine Gibson, mengatakan bahwa ia biasanya melihat dua jenis respons fisik saat menangani pasien trauma.

Beberapa dari pasien memiliki jenis respons 'lawan atau kabur', yang tanda-tandanya termasuk ketegangan otot, jantung berdebar dan berkeringat karena tubuh perlu diaktifkan.

Baca Juga: Bisa karena Faktor Psikologis, Ini 4 Penyebab Susah Buang Air Besar

Sementara yang lainnya mengalami respons 'membeku', yang dapat terlihat seperti seseorang yang kesulitan bergerak atau bangun dari tempat tidur.

Di tengah trauma akut, biasanya akibat satu peristiwa besar seperti kecelakaan mobil, sensasi fisik terjadi dalam jangka pendek.

Sementara trauma kronis, ketika seseorang terus-menerus mengalami kejadian trauma seperti seseorang dalam zona perang, tubuh mereka akan tetap merespons sepanjang waktu.

Tetapi bagi beberapa orang, tubuh mereka dapat mempertahankan respons fisiologis tersebut, bahkan ketika stresor sudah tidak ada lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI