Update Covid-19 Global: Angka Kematian Akibat Varian Omicron di AS Tinggi, Lewati Varian Delta

Selasa, 25 Januari 2022 | 09:24 WIB
Update Covid-19 Global: Angka Kematian Akibat Varian Omicron di AS Tinggi, Lewati Varian Delta
Ilustrasi terinfeksi Covid-19 varian Omicron (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Update Covid-19 global masih mencatat penambahan kasus positif infeksi Covid-19 di seluruh dunia dalam 24 jam terakhir. Situs Worldometers mencatat, lebih dari 1,99 juta orang di dunia dinyatakan positif Covid-19 dalam satu hari kemarin.

Di waktu yang sama, ada 5.852 orang dinyatakan meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona jenis baru tersebut.

Akumulasi kasus Covid-19 global per Selasa (25/1) pukul 08.00 WIB tercatat lebih dari 354,72 juta dengan angka kematian 5,62 juta jiwa.

Kasus positif harian juga kematian paling banyak dilaporkan oleh negara Amerika Serikat. Negara itu mencatat 435.449 kasus baru dan 1.135 kematian dalam sehari kemarin.

Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Kasus COVID-19, Pemprov Jabar Aktifkan Tempat Isolasi Terpadu di Desa

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS mendata, angka perawatan di rumah sakit akibat Covid-19 sebenarnya telah mulai stabil. Namun jumlah kematiannya masih sangat tinggi.

Angka kematian mingguan akibat varian omicron bahkan telah lebih tinggi dibandingkan varian delta.

Kematian akibat virus corona di AS mencapai level tertinggi selama 11 bulan terakhir pada Minggu (23/1). Jumlahnya naik 11 persen dalam seminggu terakhir jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya, berdasarkan perhitungan Reuters.

Jumlah kematian akibat varian omicron telah melampaui angka kematian yang disebabkan oleh varian delta. Di mana rata-rata kematian dalam tujuh hari akibat varian delta paling parah sebanyak 2.078 jiwa, terjadi pada 23 September tahun lalu.

Sementara varian omicron telah menyebabkan rata-rata 2.200 orang meninggal per hari, sebagian besar tidak divaksinasi.

Baca Juga: Apakah Varian Omicron Ancaman Terakhir Virus Corona? WHO Jawab Kapan Pandemi Akan Berakhir

Profesor epidemiologi dan kedokteran di Universitas Columbia di New York City Wafaa El-Sadr menjelaskan bahwa virus corona yang lebih cepat menular seperti omicron cenderung menyebar melalui populasi yang rentan.

"Bahkan jika varian baru seperti itu menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah (terutama di antara mereka yang divaksinasi dan mendapatkan booster), kita kemungkinan masih akan melihat peningkatan rawat inap dan kematian karena kerentanan yang tidak divaksinasi," kata El-Sadr, dikutio dari Channel News Asia.

Rawat inap Covid-19 di AS masih mencapai rekor di beberapa negara bagian, termasuk Arkansas dan North Carolina. Meski begitu, secara nasional masih di bawah 147.000, dibandingkan dengan puncaknya yang mencapai 152.746 pada 20 Januari, berdasarkan penghitungan Reuters.

Kasus positif Covid-19 di AS secara nasional turun 12 persen dalam tujuh hari terakhir, dibandingkan dengan tujuh hari sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI