Varian Omicron Masih Merajalela di Australia, Gara-gara Tolak Terapkan Lockdown?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 25 Januari 2022 | 05:15 WIB
Varian Omicron Masih Merajalela di Australia, Gara-gara Tolak Terapkan Lockdown?
Ilustrasi lockdown. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penolakan terhadap penguncian ketat alias lockdown yang dilakukan Pemerintah Australia disebut berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah kasus dan kematian karena COVID-19 varian Omicron. Apa benar?

Australia mencatat peningkatan kasus kematian akibat COVID-19 pada Senin (24/1/2022) ketika varian Omicron yang mudah menular mencapai puncaknya.

Pihak berwenang memperingatkan bahwa kasus kematian dapat terus bertambah saat sekolah dibuka kembali minggu depan setelah liburan akhir tahun.

Australia sedang mencoba mencari keseimbangan antara upaya membuka kembali pembatasan dengan mengatasi jumlah kematian akibat COVID-19. Pihak berwenang mengatakan peluncuran booster vaksin akan mengurangi kematian.

Baca Juga: Siswa Positif COVID-19 Bertambah, Penghentian PTM di SMAN 4 Jakarta Diperpanjang

Ilustrasi Opera House, Sydney. (Pixabay)
Ilustrasi Opera House, Sydney. (Pixabay)

Australia mencatat 56 kematian, kasus kematian terbanyak berasal dari tiga negara bagian terpadat yaitu New South Wales, Victoria dan Queensland. Jumlah total kasus baru mencapai 37.754.

"Penilaian kami menunjukkan bahwa penyebaran virus COVID melambat, situasi kami stabil, dan sementara kami memperkirakan akan melihat peningkatan penularan yang terkait dengan sekolah. Penularan tersebut dapat dikurangi dengan tindakan dari setiap individu,” ujar Kepala Petugas Kesehatan New South Wales Kerry Chant.

"Mendapatkan booster itu akan membantu kami," tambahnya.

Lebih dari sembilan dari 10 warga Australia berusia di atas 12 tahun telah mendapatkan dua dosis vaksin virus corona.

Namun masih banyak warga Australia yang belum mendapatkan dosis vaksin ketiga yang dinilai dapat melawan penyebaran Omicron.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik Lagi, Epidemiolog Minta Pembatasan Sosial Kembali Digalakkan

Meskipun semua negara bagian Australia menolak untuk memberlakukan kembali lockdown, sebagian besar negara bagian menerapkan kembali protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker untuk memperlambat penularan Omicron.

Namun para pemimpin negara bagian Australia terpecah tentang bagaimana mengatur kembali sekolah setelah periode pembelajaran siswa secara daring.

Siswa di New South Wales dan Victoria harus memakai masker dan menerima tes antigen secara teratur ketika mereka kembali ke kelas minggu depan.

Namun Queensland menunda kembali pembelajaran tatap muka di sekolah hingga 7 Februari untuk menghindari lonjakan penularan.

"Puncak bukan berarti sudah selesai," kata Kepala Kesehatan Queensland John Gerrard.

Ia memperingatkan puncak kasus COVID-19 dapat berlanjut saat pembelajaran tatap muka di sekolah kembali dilaksanakan. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI