Survei lanjutan juga dilakukan dua bulan kemudian. Mereka yang mengalami depresi dua kali lebih mungkin mendukung informasi yang salah.
"Meskipun kami tidak dapat menyimpulkan bahwa depresi menyebabkan orang rentan terinfeksi virus corona. Tapi, data kasus gelombang kedua menunjukkan bahwa depresi sering terjadi sebelum seseorang mendapatkan informasi yang salah," jelas Dokter Perlis.
Artinya, bukan informasi hoaks mengenai vaksin Covid-19 yang membuat seseorang lebih tertekan. Karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa meningkatkan perawatan kesehatan mental bisa meningkatkan efektivitas vaksinasi.