Orang Depresi Cenderung Enggan Suntik Vaksin Covid-19, Ini Sebabnya!

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni
Orang Depresi Cenderung Enggan Suntik Vaksin Covid-19, Ini Sebabnya!
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Pexels)

Orang yang depresi cenderung enggan suntik vaksin Covid-19 karena mudah percaya dengan informasi hoaks.

Suara.com - Penelitian baru melaporkan jumlah orang yang mengalami gejala depresi selama pandemi virus corona Covid-19 menjadi tiga kali lebih banyak.

Parahnya, orang yang mengalami gejala depresi ini cenderung lebih percaya informasi hoaks mengenai vaksin Covid-19 dan cenderung tidak suntik vaksin virus corona Covid-19.

Karena mempercayai informasi hoaks, hal ini akan memicu banyak kasus virus corona Covid-19 yang lebih parah.

Penelitian oleh JAMA Network Open mengenai hal tersebut tidak membeda-bedakan keyakinan politik dan kelompok demografis.

Baca Juga: Dokter Tirta Ungkap Cara Tepat Hadapi Teman yang Depresi, Jangan Sekali-kali Ucapkan Ini!

Para peneliti menekankan bahwa orang yang depresi tidak boleh disalahkan atas adanya informasi hoaks, tetapi perlu diperlakukan layaknya kelompok yang rentan terinfeksi virus corona.

Ilustrasi depresi (pixabay)
Ilustrasi depresi (pixabay)

"Salah satu hal penting tentang depresi adalah depresi dapat menyebabkan orang melihat dunia secara berbeda," kata Roy H. Perlis, kepala asosiasi penelitian di departemen Psikiatri di Massachusetts General dikutip dari Express.

Karena itu, Roy dan timnya mengira-ngira orang yang melihat dunia dengan cara berbeda ini akan lebih mudah mempercayai informasi yang salah atau tidak. Jika iya, maka wajar mereka cenderung percaya bahwa vaksin Covid-19 itu berbahaya.

Para peneliti telah mensurvei kesehatan mental, sikap vaksin Covid-19 dan informasi terkait. Mereka menemukan bahwa tingkat depresi tiga kali lebih tinggi daripada di awal pandemi virus corona.

Orang yang sudah mengalami depresi sejak awal kemungkinan 2,2 kali lebih besar untuk mendukung setidaknya satu dari empat klaim palsu tentang vaksin Covid-19.

Baca Juga: Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?

Orang yang mendukung klaim palsu ini memiliki kemungkinan setengah untuk divaksinasi dan hampir tiga kali lebih mungkin untuk melaporkan resistensi vaksin.