Suara.com - Kasus Covid-19 yang kembali melonjak di beberapa daerah karena varian Omicron kembali mengorban pendidikan anak-anak, akibat sekolah yang harus ditutup.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyangkan banyak sekolah ditutup karena adanya peningkatan kasus Covid-19.
Perlu diketahui, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukan per 21 Januari 2022 ada 2.604 kasus baru dalam sehari. Jumlah ini meningkat drastis dalam waktu seminggu sebelumnya.
Hal ini akhirnya membuat pemerintah menerapkan PPKM level 2 di Jawa-Bali, untuk mengendalikan kasus Covid-19 di Tanah Air.
Baca Juga: Orangtua Khawatir Anak Ikut Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah? Ini Pesan dari Psikolog
"Kami memang cukup menyayangkan ini, ada banyak sekolah yang kemudian ditutup ketika kasus covid kembali meningkat dan PPKM menjadi level 2," ujar dr. Piprim dalam acara diskusi IDAI, Sabtu (22/1/2022).
Lantaran ditetapkan PPKM level 2, maka pembelajaran tatap muka (PTM) tidak bisa ditetapkan 100 persen. Sehingga opsi hybrid atau perpaduan sebagian murid PTM dan sebagian pembelajaran jarak jauh (PJJ) kembali dicanangkan.
"Opsi-opsi yang waktu itu ditawarkan oleh memang sebaiknya diperhatikan lagi. Apalagi pada anak-anak dengan usia yang belum mulai vaksinasi yang di bawah 6 tahun itu," ungkap dr. Piprim.
Bahkan kata dr. Piprim, IDAI dan 4 organisasi profesi sudah bersurat kepada beberapa kementerian terkait, tentang rekomendasi sekolah PTM 100 persen yang sebaliknya kembali dievaluasi.
Adapun 4 organisasi itu yakni Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
Baca Juga: Update: Tambah 3.205, Positif Covid-19 Indonesia Tembus 4.283.453 Kasus
"Tidak ada perubahan tetap seperti itu, dan juga kemarin kami bersurat ke kementerian-kementerian terkait bersama dengan 4 organisasi profesi yang lainnya menyampaikan hal-hal yang perlu dievaluasi kembali," tutup dr. Piprim.