Diduga Keturunan Varian Omicron, Ahli Selidiki Varian Baru Virus Corona Covid-19

Cesar Uji Tawakal | Shevinna Putti Anggraeni
Diduga Keturunan Varian Omicron, Ahli Selidiki Varian Baru Virus Corona Covid-19
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Ahli selidiki varian baru virus corona Covid-19 yang disebut keturunan dari varian Omicron.

Suara.com - Kepala kesehatan Inggris telah menetapkan varian baru virus corona yang dijuluki sebagai keturunan dari varian Omicron sebagai varian yang sedang diselidiki.

Awalnya, varian baru virus corona keturunan varian Omicron ini muncul pada Desember 2021, yang tidak lama setelah varian Omicron muncul dan menyebar ke seluruh dunia.

Varian baru virus corona keturunan varian Omicron ini dikenal sebagai BA.2, dengan sebagian besar kasus varian Omicron dari varian BA.1 asli.

Varian baru virus corona ini memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron, tetapi tingkat kasus infeksinya sangat rendah.

Baca Juga: Wuhan Promosikan Pariwisatanya, Warganet di Twitter Malah Ngamuk Ingat Awal Mula Virus Corona

Serangkaian penelitian menunjukkan varian Omicron lebih ringan dibandingkan varian lain dan vaksinasi dianggap masih efektif melawan varian baru ini.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)

Para ahli mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan sekarang ini. Hal yang penting sekarang ini adalah tidak ada bukti kalau varian baru virus corona ini lebih parah.

Studi awal dari Denmark, di mana sub-varian telah menyebar dengan cepat dan didominasi oleh varian Omicron, tidak menunjukkan perbedaan dalam risiko rawat inap.

Data terbaru dari UKHSA menemukan bahwa varian baru virus corona ini nampaknya bisa menyebar lebih cepat daripada varian Omicron aslinya. Tapi, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikannya.

Kini, sudah ada 426 kasus BA.2 sejak 6 Desember 2021 di Inggris, dengan London mengalami infeksi sub-varian paling banyak.

Baca Juga: Aksi Protes Pembatasan COVID-19 di China dan Penangkapan Jurnalis, Ribuan Massa Turun ke Jalan

Data dari Sanger Institute hingga 8 Januari 2022 menunjukkan 1.641 kasus di Inggris karena tes Covid-19 diperkirakan hanya mengambil sekitar sepuluh persen dari total sebenarnya.