Duh, Singa dan Puma di Afrika Selatan Terdeteksi Positif COVID-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 21 Januari 2022 | 19:53 WIB
Duh, Singa dan Puma di Afrika Selatan Terdeteksi Positif COVID-19
Ilustrasi singa positif Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Infeksi COVID-19 kepada binatang kembali dilaporkan, kali ini terjadi pada singa dan puma di Afrika Selatan.

Tiga singa dan dua puma dipastikan terinfeksi virus corona, menurut studi baru-baru ini di Afrika Selatan.

Peneliti dari Universitas Pretoria mulai menyelidiki kedua jenis hewan tersebut di salah satu kebun bintang swasta di Johannesburg setelah sejumlah singa mengalami masalah pernapasan, pilek dan batuk kering.

Mereka menemukan bahwa COVID-19 ditularkan dari penjaga kebun binatang, yang beberapa di antaranya tidak bergejala.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Rawat Inap di Wisma Atlet Kemayoran Bertambah 51 Orang

Studi bernama SARS-CoV-2 Reverse Zoonoses to Pumas and Lions, South Africa itu juga mengungkapkan bahwa ketiga singa terinfeksi varian Delta, sedangkan salah satu puma terinfeksi selama gelombang pertama pandemi, namun tidak dianalisis secara genetik.

Ilustrasi Covid-19 pada binatang. [Foto: Antara]
Ilustrasi Covid-19 pada binatang. [Foto: Antara]

"Penting juga untuk menilai risiko penularan selanjutnya antara hewan dan pelepasan (virus) berkepanjangan yang berpotensi menimbulkan varian baru," katanya.

Ini bukan kali pertama dilaporkannya kasus COVID-19 pada hewan dan binatang. September lalu, 13 gorila di kebun binatang Atlanta positif terinfeksi COVID-19.

Sementara itu, sebuah studi mengungkap risiko COVID-19 juga rentan menyerang kucing dan anjing yang dipelihara di rumah.

Penelitian ini melibatkan 48 kucing dan 54 anjing dari 77 rumah tangga untuk menguji antibodi virus corona Covid-19 guna mengidentifikasi tanda infeksi Covid-19 masa lalu.

Baca Juga: Udpate: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 2.604 Jadi 4.280.248 Orang

Mulanya, peneliti melakukan survei pada pemilik mengenai caranya interaksi dengan hewan peliharaan, termasuk kebiasaan membelai dan mencium atau tidak, sering membiarkan hewan peliharaan tidur di pangkuan atau tidak dan terbiasa tidur bersama hewan peliharaan atau tidak.

Peneliti juga mencari tahu sikap para pemilik terbiasa atau tidak mengizinkan hewan peliharaan mencium dan menjilat wajahnya. Selain itu, lamanya mereka menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan setiap harinya.

Tak lupa, peneliti mencari tahu hewan peliharaan mereka pernah sakit atau tidak, menunjukkan gejala virus corona Covid-19 atau tidak dan pemilik pernah memiliki gejala Covid-19 atau tidak.

Studi ini menguji 75 anjing dan kucing yang tinggal di penampungan hewan. Sekitar 67 persen kucing dan 43 persen anjing dinyatakan positif memiliki antibodi virus corona Covid-19.

Sebanyak lebih dari 20 persen hewan peliharaan juga memiliki gejala virus corona, seperti batuk dan pilek. Tapi, lamanya para pemilik menghabiskan waktu dengan anjing peliharaannya tidak meningkatkan risiko infeksi virus corona pada anjing.

Tapi, kucing yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan pemiliknya lebih berisiko tinggi terinfeksi virus corona Covid-19. Apalagi, kucing yang sering tidur di kasur pemiliknya dan kontak dekat dengan wajah pemiliknya yang terinfeksi virus corona.

"Jika seseorang terinfeksi virus corona Covid-19, ada kemungkinan besar mereka menularkannya ke hewan peliharaan," kata Profesor Dorothee Bienzle, seorang profesor patologi veteriner di University of Guelph dikutip dari The Sun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI