Sama-sama Bercerita, Ini Beda Konsultasi ke Psikolog dengan Curhat ke Teman

Kamis, 20 Januari 2022 | 10:25 WIB
Sama-sama Bercerita, Ini Beda Konsultasi ke Psikolog dengan Curhat ke Teman
ilustrasi psikolog, psikiater, sesi konseling. (Dok. Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi yang pernah berkonsultasi dengan psikolog salah satu metode yang dilakukan umumnya ialah bercerita seperti laiknya ke teman. Jika metodenya seperti itu, tidak sedikit yang bertanya apa bedanya konsultasi psikolog dengan curhat ke teman?

Seorang Psikologis Klinis, Farah Djalal membenarkan jika datang ke psikolog selaiknya curhat ke teman. Tapi ada perbedaan mendasar saat curhat ke psikolog dengan curhat ke teman, yaitu profesionalitas.

"Tapi kadang teman itu belum tentu punya kapabilitas, seperti profesional," ujar Farah dalam konferensi pers Movement #Pelarian, Jakarta Selatan, Kamis (20/1/2022).

Tindakan profesional psikolog yaitu akan mendengarkan dengan seksama, dan tidak ada menjugde (menghakimi) memberikan pandangan salah atau benar.

Baca Juga: Viral! Curhat Pilu Istri Pergoki Suami Selingkuh, Ramai Didoakan Gegara Satu Hal Ini

Ilustrasi konsultasi psikolog (Unsplash)
Ilustrasi konsultasi psikolog (Unsplash)

Selain itu psikolog klinis juga berhak atau punya kapabilitas maupun dasar keilmuan, untuk memberikan terapi sesuai dengan gangguan mental dan kondisi emosi yang sedang dialami klien.

"Psikolog punya kemampuan itu, jadi bedanya di situ. Psikolog tidak boleh memberikan jugdement, atau tidak boleh menghakimi," jelas Farah. 
 
Meski tidak semua dilakukan teman, tapi banyak ditemukan sebagian teman kerap kali melakukan penghakiman atau saran yang malah tidak membantu.

Padahal kata Farah, tidak semua orang yang curhat membutuhkan saran, hanya butuh didengarkan keluh kesahnya. Apalagi teman dan keluarga acap kali bertindak sebagai ventilasi pertama, sebelum psikolog.

"Semua orang butuh ventilasi, teman itu bisa jadi ventilasi pertama, jangan simpen sendiri kita kadang butuh orang lain," tutup Farah.

Baca Juga: Tolak Dipindahkan, Bu Nyemuk Pedagang Mebel di Solo Menangis Curhat ke Anggota Dewan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI