Suara.com - Pemerintah Vietnam melaporkan adanya kasus COVID-19 varian Omicron penularan lokal pertama, di tengah program vaksinasi nasional yang diselenggarakan pemerintah.
Tiga kasus positif COVID-19 terdeteksi pekan lalu di Ho Chi Minh City dan dipastikan sebagai Omicron pada Selasa malam, kata harian Tien Phong yang mengutip otoritas kesehatan.
Vietnam sebelumnya telah mendeteksi lebih dari 70 kasus varian yang sangat menular itu di antara pendatang dari luar negeri yang dikarantina.
"Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap Omicron, jangan berkumpul di tempat-tempat ramai dan jalani vaksinasi penuh," kata Kementerian Kesehatan dalam pernyataan pekan lalu.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Varian Omicron Terus Naik, Satgas COVID-19 Bakal Bikin Lagi Aturan Baru?
![Seorang warga mengenakan masker mengendarai sepedanya di sepanjang jalan yang hampir kosong di Hanoi, Vietnam, Sabtu (24/7/2021). [Manan VATSYAYANA / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/24/72035-kasus-covid-19-meningkat-kota-hanoi-lockdown-15-hari.jpg)
Secara keseluruhan, Vietnam telah mencatat lebih dari dua juta kasus COVID-19 dan hampir 36.000 kematian.
Lebih dari 74 persen penduduk negara itu yang berjumlah 98 juta jiwa telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin, menurut Kemenkes.
Vietnam juga telah meluncurkan program vaksinasi dosis penguat (booster) dan pemerintah berjanji semua penduduk dewasa akan mendapatkan dosis vaksin tambahan itu hingga akhir Maret.
Sebelumnya, data dari situs Worldometers.info melaporkan kasus Covid-19 di dunia bertambah sebanyak 2,86 juta dalam sehari. Di waktu yang sama, angka kematian akibat infeksi virus corona itu juga masih bertambah hingga 7.686 orang.
Perancis tercatat melaporkan kasus harian terbanyak dengan 464.769 kasus. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak di Perancis sejak terjadi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kota Surabaya Digelontor 106.000 Vaksin Booster, Prioritas Warga Lansia
Amerika Serikat juga melaporkan kasus harian mencapai 400 ribu, tepatnya 447.508 kasus.
Ada empat negara lainnya yang melaporkan kasus Covid-19 mencapai ratusan ribu dalam 24 jam terakhir. Di antaranya, India 277.740 kasus, Italia 228.179 kasus, Brasil 132.254 kasus, dan Argentina 120.982 kasus.
Akumulasi data Covid-19 berdasarkan situs worldometers per Rabu (19/1) pukul 07.30 WIB tercatat 334,81 juta kasus dengan lebih dari 5,57 juta kematian di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pandemi tidak akan berakhir hanya karena varian omicron telah mereda di beberapa negara. WHO memperingatkan, secara global, tingkat infeksi masih tinggi dan kemungkinan akan menyebabkan varian baru saat virus bermutasi.
"Kami mendengar banyak orang mengatakan bahwa omicron adalah varian terakhir. Itu tidak terjadi karena virus ini beredar pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia," kata Maria Van Kerkhove, Pimpinan teknis Covid-19 WHO, dikutip dari CNBC.
Infeksi baru Covid-19 justru meningkat 20 persen di seluruh dunia selama seminggu terakhir, dengan hampir 19 juta kasus positif yang dilaporkan, menurut data WHO. Tetapi Van Kerkhove mencatat bahwa infeksi baru yang tidak dilaporkan jumlahnya jauh lebih tinggi.
Bruce Aylward, seorang pejabat senior WHO, memperingatkan penularan tingkat tinggi membuat peluang lebih banyak kepada virus corona untuk bereplikasi dan bermutasi. Akibatnya meningkatkan risiko varian baru akan muncul.
"Kami tidak sepenuhnya memahami konsekuensi dari membiarkan hal ini berjalan. Sebagian besar dari apa yang telah kita lihat sejauh ini, di area transmisi yang tidak terkendali, kita sendiri membuat varian yang muncul dan ketidakpastian baru," kata Aylward.