Gejalanya Lebih Ringan, Varian Omicron Malah Sumbang 99,5 Persen Kasus Virus Corona AS

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni
Gejalanya Lebih Ringan, Varian Omicron Malah Sumbang 99,5 Persen Kasus Virus Corona AS
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Varian Omicron justru menyumbang sebagian besar jumlah kasus virus corona Covid-19 yang terkonfirmasi di AS.

Suara.com - Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa varian Omicron bertanggung jawab atas 99,5 persen kasus virus corona Covid-19 di AS.

Secara komparatif, kasus varian Delta hanya menyumbang 0,5 persen dari kasus virus corona Covid-19 di AS.

CDC menunjukkan bahwa ada lebih dari 65 juta kasus infeksi dan lebih dari 847 ribu kematian akibat virus corona Covid-19 yang dikonfirmasi di AS.

Menurut Pusat Sumber Daya Coronavirus Universitas Johns Hopkins, Amerika telah melaporkan 717.874 kasus baru dan 1.122 kematian akibat virus corona Covid-19 dalam 1 hari terakhir.

Baca Juga: Bujuk Trump! Indonesia Bakal Borong Produk Impor AS Senilai Rp306 Triliun

Semua ini terjadi ketika kasus rawat inap akibat virus corona Covid-19 di AS bagian timur telah menurun, terutama di wilayah pertama kali varian virus corona pertama kali muncul dan melonjak di wilayah lain.

Sebanyak 4 rumah sakit di Oklahoma City pun melaporkan sudah tidak memiliki tempat tidur untuk pasien perawatan intensif.

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Pekan lalu, West Virginia melaporkan lebih dari 20.200 kasus virus corona Covid-19, yang mana 18 persen lebih tinggi dari rekor sekitar 17.100 kasus virus corona Covid-19 yang terkonfirmasi minggu sebelumnya.

Saat banyak orang berspekulasi menegnai kapan varian Omicron ini akan mencapai puncaknya. Para ilmuwan justru memperingatkan bahwa varian Omicron di AS tidak akan menjadi varian virus corona terakhir yang menjadi perhatian.

"Nampaknya, AS bisa menjadi tempat berkembang biaknya varian baru virus corona Covid-19 dan infeksi bisa berlangsung lebih lama," kata Dr. Stuart Campbell Ray, ahli penyakit menular di Universitas Johns Hopkins dikutip dari Fox News.

Baca Juga: "Kami Malu Jadi Orang Amerika": Turis AS di Paris Sembunyikan Identitas karena Trump

Sementara itu, hampir 75 persen dari populasi di AS yang memenuhi syarat untuk vaksinasi dan sisanya masih belum.