Suara.com - Tidur merupakan bagian integral untuk tubuh dan pikiran yang sehat. Ada banyak hal yang bisa membuat seseorang bisa tidur nyenyak, mulai dari makanan, dan minuman.
Tapi, tak banyak yang tahu kalau suara dan bunyi juga berhubungan dengan tidur yang nyenyak. Studi dalam Journal of Neuroscience menemukan salah satu cara otak membedakan antara suara yang aman dan berpotensi berbahaya dengan bereaksi secara berbeda terhadap suara yang familiar dan asing.
Penelitian ini melibatkan 7 sukarelawan yang tidur semalaman di laboratorium tidur dengan peneliti dari Universitas Salzburg di Austria yang melakukan penelitian.
Aktivitas listrik memantau otak mereka saat tidur dengan rekaman yang digunakan oleh electroencephalography (EEG).
Rekaman audio diputar dengan lembut sepanjang malam untuk menentukan bagaimana bunyi dan suara mempengaruhi tidur seseorang.

Dalam rekaman tersebut, suara yang keluar menyebutkan nama-nama dengan lantang, termasuk nama relawan itu sendiri dan nama lain.
Terkadang dilansir dari Express, suara itu adalah orang yang mereka kenal, seperti suara orangtua atau pasangan dan ada pula suara orang yang tak dikenal.
Kemudian, para peneliti mencari perbedaan dalam respon otak ketika mendengar suara-suara yang tidak akrab dan tidak dikenal sebelumnya.
Mereka mengidentifikasi dua respons otak yang berubah tergantung pada keakraban suara, yakni K-kompleks dan mikro-gairah.
Baca Juga: Virus Corona Terus Bermutasi, Satgas COVID-19 Ungkap Perubahan Kebijakan Tidak Bisa Dihindari
K-kompleks adalah bentuk gelombang yang dapat dilihat pada elektroensefalogram dan terjadi selama tahap 2 tidur NREM.