Suara.com - Sepanjang Januari setiap tahunnya diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Serviks, dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menilai tes DNA HPV masih jadi skrining terbaik.
Tes DNA HPV dinilai lebih baik dibanding pap smear yang sudah ada lebih dulu. Selain lebih efektif mendeteksi, tes ini juga disebut lebih efisien karena bisa dilakukan hingga 5 tahun sekali.
Berbeda dengan pap smear yang direkomendasikan setahun sekali untuk mendeteksi risiko keberadaan human papiloma virus di mulut rahim, penyebab kanker serviks.
"Untuk semua perempuan, kini direkomendasikan tes DNA HPV sebagai metode skrining utama untuk kanker serviks. Tes ini mampu mendeteksi jenis HPV yang berisiko tinggi sebabkan kanker serviks," terang WHO dalam cuitannya dikutip suara.com, Selasa (18/1/2022).
Baca Juga: Vaksinasi HPV Sejak Dini Akan Lindungi Anak Perempuan dari Kanker Serviks Seumur Hidup
Di sisi lain, mengutip situs WHO, tes HPV DNA merupakan alat yang relatif baru, dan kini beberapa negara sudah mulai menerapkan metode ini sebagai skrining kanker serviks.
"Selain itu, tes DNA memungkinkan untuk mendesain ulang program skrining untuk meningkatkan kualitasnya, khususnya untuk menghilangkan kanker sebagai penyakit yang mengancam jiwa," ungkap Dr. Marilys Corbex, Pejabat Teknis Senior Penyakit Tidak Menular WHO Eropa.
Selain itu, tes HPV DNA juga punya risiko kesalahan yang sangat rendah, karena tidak menyebabkan penguji atau petugas medis menginterpretasi hasil atau menebak-nebak hasil karena tidak jelas.
Lantaran periode tesnya cukup 3 hingga 5 tahun sekali, maka dari sisi biaya lebih irit dibandingkan dengan tes pap smear, sehingga sangat cocok diterapkan di semua wilayah.
Baca Juga: Cegah Kanker Serviks, Dokter Sarankan Vaksinasi HPV pada Anak Kelas 5 dan 6 SD