Balita Obesitas, Bolehkah Melakukan Diet untuk Menurunkan Berat Badan?

Selasa, 18 Januari 2022 | 20:03 WIB
Balita Obesitas, Bolehkah Melakukan Diet untuk Menurunkan Berat Badan?
Ilustrasi balita obesitas. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak balita yang terlihat gempal dan sangat gemuk tidak selamanya bagus, karena ia dibayangi risiko obesitas dan bisa membahayakan kesehatan.

Tapi yang jadi pertanyaan, bolehkah balita obesitas menjalani diet di saat mereka tengah berada di usia yang harus tercukupi gizinya?

Anak balita dikategorikan obesitas jika Indeks Massa Tubuh (BMI) mencapai angka 30 ke atas. Karena jika BMI di rentang 23 hingga 29,9 saja juga masuk kategori berat badan berlebih.

Ditegaskan langsung oleh Ketua DPP Persatuan Gizi (PERGIZI), Kombes Pol Rudatin, SKM, M.Si, bahwa balita obesitas tetap boleh menjalani diet.

Baca Juga: 7 Manfaat Labu Air bagi Kesehatan, Salah Satunya Bisa Kurangi Risiko Kanker

Namun diet yang dimaksud Rudatin bukanlah diet yang mengurangi makan, melainkan mengganti dengan makanan sehat.

"Makanan sehat seimbang sesuai kebutuhan anak, kalau bisa diusahakan dibuat sendiri di rumah masing-masing," ujar Rudatin dalam acara diskusi Kemenkes RI jelang peringatan Hari Gizi Nasional ke-62, Selasa (18/1/2022).

Rudatin amat menyarankan orangtua untuk tidak mudah memberikan makanan siap saji, seperti junk food, gorengan, hingga makanan tinggi gula.

"Mohon maaf, ini juga tidak sehat, karena tidak ada sayur, dan porsinya berbeda," ungkapnya.

Serupa seperti orang dewasa, makanan sehat untuk anak juga harus mencakup konsep Isi Piringku dari Kemenkes, yaitu makanan yang terdiri dari tiga perempat makanan pokok karbohidrat, seperempat protein lauk pauk, dan setengah serat, serta vitamin dan mineral dari sayuran dan buah.

Baca Juga: 4 Manfaat Makan Popcorn Bagi Kesehatan, Camilan Nikmat Pendamping Nonton Film

Selain itu, kata Rudatin, diet untuk anak makanan saja tidak cukup, orangtua juga harus mengajarkan pola hidup bersih dan sehat, seperti cukup istirahat, cuci tangan pakai sabun, konsumsi 8 gelas air sehari, dan rutin berolahraga.

"Misalnya, anak jangan cuma les bahasa inggris, sebarkan kepada seluruh orang, jadi silahkan anak-anak dididik, bukan hanya kemampuan otaknya, tetapi fisiknya, yaitu renang, sekolah sepak bola, futsal dan sebagainya," pungkas Rudatin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI