Hits Health: Rahasia Umur Panjang Ratu Elizabeth II, Luhut Minta WFH Kembali Diberlakukan

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 18 Januari 2022 | 08:49 WIB
Hits Health: Rahasia Umur Panjang Ratu Elizabeth II, Luhut Minta WFH Kembali Diberlakukan
Ratu Elizabeth II. (Instagram/@theroyalfamily)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di usianya yang sudah mencapai 95 tahun, Ratu Elizabeth II dari Inggris masih terlihat bugar dan masih melakukan tugas-tugasnya, datang ke acara penting, serta mengunjungi cicit-cicitnya. Menurut peneliti kesehatan, ada beberapa kebiasaan yag jadi rahasia umur panjang sang Ratu. Apa itu?

Kasus virus corona varian Omicron masih terus bertambah hingga hari ini. Hingga Jumat, (14/1/2022), jumlah kasus Omicron bertambah menjadi 572. Hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi, sedangkan sisanya 296 orang masih isolasi. Mengingat pertambahan kasus yang kian meningkat, wacana untuk work from home alias WFH pun kembali digaungkan. 

Selengkapnya, simak beritanya lewat tautannya di bawah ini!

1. Rahasia Umur Panjang Ratu Elizabeth II, dari Tidur selama 8,5 Jam hingga Rutin Berjalan-jalan

Baca Juga: Luhut: Presiden Imbau Masyarakat Batasi Mobilitas, Perkantoran WFH

Kebersamaan Ratu Elizabeth dan Meghan Markle. (Instagram/@kensingtonroyal)
Kebersamaan Ratu Elizabeth dan Meghan Markle. (Instagram/@kensingtonroyal)

Di usianya yang sudah mencapai 95 tahun, Ratu Elizabeth II dari Inggris masih terlihat bugar dan masih melakukan tugas-tugasnya, datang ke acara penting, serta mengunjungi cicit-cicitnya.

Menurut peneliti kesehatan, umur panjang sang Ratu bisa jadi efek langsung dari kebiasaan tidur dan kebugarannya yang sangat baik.

Baca selengkapnya

2. Kasus Omicron Meningkat, Luhut Minta WFH Kembali Diterapkan

Pekerja beraktivitas di salah satu perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (14/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Pekerja beraktivitas di salah satu perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (14/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Kasus virus corona varian Omicron masih terus bertambah hingga hari ini. Hingga Jumat, (14/1/2022), jumlah kasus Omicron bertambah menjadi 572.

Baca Juga: Mantan Koki Ungkap Makanan Favorit Tak Biasa Ratu Elizabeth II: Daging Rusa Hasil Buruan!

"Hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi, sedangkan sisanya 296 orang masih isolasi. Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi, belum butuh perawatan yang serius," kata Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi.

Baca selengkapnya

3. Bukan Vitamin D, Suplemen Ini Justru Bantu Cegah Long Covid-19

Ilustrasi suplemen probiotik. (Shutterstock)
Ilustrasi suplemen probiotik. (Shutterstock)

Sejauh ini, orang-orang hanya mengetahui suplemen vitamin D yang paling penting dikonsumsi untuk melindungi diri dari virus corona Covid-19.

Padahal, ada satu suplemen lain yang sangat dibutuhkan untuk mencegah efek samping virus corona Covid-19, yang disebut Long Covid-19.

Baca selengkapnya

4. Para Ahli Mulai Merekomendasikan Masker N95 dan KN95, Bisakah Dipakai Berulang Kali?

Jenis Masker N95. (Pexels)
Jenis Masker N95. (Pexels)

Pejabat federal di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) minggu ini memperbarui panduan penggunaan masker demi melindungi diri dari SARS-CoV-2 selama musim ini.

CDC merekomendasikan masyarakat untuk memakai masker N95 atau KN95 karena respirator ini lebih baik dalam melindungi terhadap virus corona, lapor Good House Keeping.

Baca selengkapnya

5. Peneliti: Vaksin Booster Sinovac Tingkatkan Perlindungan Tanpa Ada Efek Samping Berat

Ilustrasi vaksin Sinovac. (Foto oleh Markus Winkler dari Pexels)
Ilustrasi vaksin Sinovac. (Foto oleh Markus Winkler dari Pexels)

Manfaat pemberian vaksin booster menggunakan vaksin SinoVac disebut peneliti jauh lebih tinggi daripada risiko bahaya yang ditimbulkannya.

Peneliti di National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Indonesia, Ririn Ramadhany melakukan studi kepada partisipan yang belum terkena COVID-19. Para peneliti mengambil sampel dua kali yakni sebelum para peserta studi mendapatkan booster dan satu bulan setelah mereka mendapatkan dosis ketiga.

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI