Tambah 2 Lagi, Ini 8 Kombinasi Merek Vaksin Covid-19 Booster yang Diizinkan BPOM

Selasa, 18 Januari 2022 | 07:14 WIB
Tambah 2 Lagi, Ini 8 Kombinasi Merek Vaksin Covid-19 Booster yang Diizinkan BPOM
Kombinasi Merek Vaksin Covid-19 Booster yang Diizinkan BPOM (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM merilis 6 kombinasi pemberian jenis vaksin booster. Terbaru, BPOM menambah 2 kombinasi lagi vaksin booster, sehingga total ada 8 skema jenis vaksin Covid-19 booster yang berlaku di Indonesia.

“Badan POM kembali mengeluarkan persetujuan penggunaan untuk 2 regimen booster heterolog pada vaksin Covid-19, yaitu vaksin Pfizer setengah dosis untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca. Serta vaksin AstraZeneca setengah dosis untuk vaksin primer Sinovac. Atau dosis AstraZeneca penuh dosis untuk vaksin primer Pfizer," ujar Kepala BPOM, Penny K. Lukito melalui siaran pers, Senin (17/1/2022).

Sehingga dengan penambahan 2 skema ini, total ada 8 skema pemberian vaksin booster yang disetujui BPOM, yaitu sebagai berikut:

  1. Untuk vaksin primer (awal) Sinovac 1 dan 2, diberikan dosis penuh (satu dosis) vaksin Sinovac.
  2. Untuk vaksin primer (awal) Pfizer 1 dan 2, diberikan dosis penuh (satu dosis) vaksin Pfizer.
  3. Untuk vaksin primer (awal) AstraZeneca 1 dan 2, diberikan dosis penuh (satu dosis) vaksin AstraZeneca.
  4. Untuk vaksin primer (awal) Moderna 1 dan 2, diberikan dosis penuh (satu dosis) vaksin Moderna.
  5. Untuk vaksin primer (awal) AstraZeneca, Pfizer atau Janssen 1 dan 2, diberikan vaksin booster 1/2 dosis Moderna.
  6. Untuk vaksin primer (awal) Sinovac dan Sinopharm 1 dan 2, diberikan dosis penuh (satu dosis) vaksin Zifivax.
  7. Untuk vaksin primer (awal) Sinovac atau AstraZeneca 1 dan 2, diberikan vaksin booster 1/2 dosis Pfizer.
  8. Untuk vaksin primer (awal) Sinovac 1 dan 2 diberikan vaksin booster 1/2 dosis AstraZeneca. Atau untuk vaksin primer (awal) Pfizer 1 dan 2, diberikan vaksin booster dosis penuh (satu dosis) AstraZeneca.

Persetujuan ini diberikan karena vaksin Pfizer yang digunakan sebagai booster vaksin awal (primer) Sinovac atau AstraZeneca menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi yang tinggi pada 6 hingga 9 bulan atau 31 hingga 38 kali lipat setelah pemberian dosis primer lengkap.

Baca Juga: Vaksinasi Booster di Bantul Mulai Bergulir, Layani 1.000 Orang per Hari

Di sisi lain, peningkatan antibodi setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap vaksin Sinovac, menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi atau 105,7 kali dibandingkan sebelum diberikan vaksin booster.

“Secara umum pemberian dosis booster vaksin Pfizer dengan vaksin primer Sinovac dapat ditoleransi baik reaksi lokal maupun sistemik," ungkap Penny.

Sedangkan untuk vaksin Pfizer yang digunakan sebagai booster, yang sebelumnya divaksinasi awal AstraZeneca lengkap 2 dosis, hasil imunogenisitas menunjukkan pada pemberian vaksin booster Pfizer setengah dosis setelah 6 bulan vaksinasi lengkap, menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi atau 21,8 kali lipat dibandingkan sebelum diberikan vaksin booster.

Terakhir, yaitu setengah dosis AstraZeneca sebagai vaksin booster heterolog untuk vaksin awal Sinovac, menunjukan hasil peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi atau 35 hingga 38 kali lipat, baik pada interval booster 3 hingga bulan atau 34 hingga 35 kali lipat, maupun 6 hingga 9 bulan atau 35 hingga 41 kali lipat.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Khusus Varian Omicron Tengah Dikembangkan oleh Perusahaan India

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI