Suara.com - Pemerintah Inggris tengah menyusun rencana kontroversial terkait pencegahan masuknya kasus COVID-19 impor dari luar negeri.
Mengutip ANTARA, Perdana Menteri Boris Johnson ingin secara permanen mencabut undang-undang darurat virus corona karena kasus COVID-19 di Inggris terus menurun.
Karena itu, wacana isolasi mandiri untuk para pelancong yang baru pulang dari luar negeri tidak lagi diperlukan.
Panduan resmi tentang protokol kesehatan akan tetap berlaku namun tidak akan ada denda atau hukuman bagi jika masyarakat melanggarnya.
Baca Juga: Sudah Vaksinasi Penuh? Pelancong Inggris Tak Perlu Lakukan Tes COVID-19 Saat Pulang
Rencana tersebut akan didiskusikan selama beberapa pekan mendatang dan diperkirakan akan diumumkan pada musim semi, kata The Telegraph.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan isolasi mandiri COVID-19 di Inggris akan dipangkas menjadi lima hari dari tujuh hari jika seseorang dinyatakan negatif sebanyak dua kali.
Johnson juga akan mencabut rencana cadangan (Plan B) pembatasan COVID-19, yang diperkenalkan bulan lalu untuk memperlambat penyebaran varian Omicron, menurut laporan Telegraph sebelumnya.
Sebelumnya, Inggris juga berencana untuk tidak mewajibkan tes Covid-19 pada pelancong yang baru saja pulang dari luar negeri, asalkan sudah mendapatkan vaksinasi penuh.
Menteri Transportasi Grant Shapps mendukung untuk mengakhiri sistem pengujian tepat pada waktu liburan Februari bagi pelancong yang sudah divaksin dua kali, kata laporan itu.
Baca Juga: Kerajaan Inggris Lucuti Gelar Kebangsawanan Pangeran Andrew Karena Kasus Pelecehan Seksual
Pengumuman tentang perubahan pedoman itu akan dilakukan pada 26 Januari, kata laporan itu.
Situasi pandemi COVID-19 saat ini, seperti dicatat laman Worldometer,com, memperlihatkan bahwa pada 15 Januari terdapat 81,713 kasus baru dan 287 kematian.
Jumlah keseluruhan kasus mencapai 15.147.120 dan jumlah keseluruhan kematian sebanyak 151,899. Dari total kasus itu, jumlah yang sembuh mencapai 11,299,374.
Sementara itu, layanan kesehatan Inggris mengatakan akan memperluas program vaksinasi booster atau vaksin penguat melawan COVID-19 untuk memasukkan anak berusia 16 dan 17 tahun mulai Senin.
Hingga saat ini, suntikan booster terbatas pada anak berusia 16 dan 17 tahun yang paling berisiko terkena virus corona.
"Lebih dari empat dari lima orang dewasa di Inggris telah divaksin booster, membantu melindungi mereka dari penyakit parah," kata menteri kesehatan Inggris Sajid Javid dalam sebuah pernyataan.
"Kami sekarang memperluas program untuk anak berusia 16 dan 17 tahun sehingga mereka dapat menambah kekebalan mereka musim dingin ini untuk menjaga diri mereka sendiri dan teman-teman mereka agar aman dari COVID." [ANTARA]