Suara.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa pria lebih berisiko mengalami masalah kesehatan daripada wanita setelah bercerai.
Riset ini terbit di Journal of Epidemiology and Community Health, yang melacak hampir 5000 peserta di Denmark berusia 48 hingga 62 tahun antara 1986 hingga 2011.
Berdasarkan laman Woman and Home, penelitian tersebut menemukan bahwa pria yang bercerai dan hidup seorang diri selama lebih dari tujuh tahun dan mengalami setidaknya dua kali putus cinta mengalami tingkat peradangan yang lebih tinggi dalam tubuh mereka.
Menurut peneliti, itu adalah korelasi yang mengakhwatirkan karena peradangan dapat memiliki efek negatif pada tubuh dan menyebabkan masalah serius, seperti kanker, stroke, serangan jantung, demensia, dan masalah jantung.
Baca Juga: Main Sinetron, Vino G Bastian Pertama Kalinya Perankan Tokoh Mediator Perceraian
Anehnya, peradangan ini hanya terjadi pada peserta pria. Wanita yang mengalami hal sama tidak menunjukkan peningkatan peradangan.
Menurut penulis senior studi tersebut, Rikke Lund dari Universitas Kopenhagen, ini terjadi karena pria sebenarnya lebih bergantung pada pasangannya daripada wanita.
Artinya, sementara wanita lebih mungkin mendapat dukungan dari lingkungan sosialnya setelah menjalani perceraian, seringkali laki-laki tidak demikian.
"Bukti menunjukkan bahwa pria cenderung lebih bergantung pada pasangan wanitanya daripada sebaliknya, jadi lebih rentan jika kehilangan pasangannya," kata Lund.
Ia melanjutkan, "Pria pada usia yang kami amati cenderung memiliki jaringan sosial yang lebih kecil daripada wanita, sehingga memiliki risiko kesepian yang lebih tinggi , yang dapat meningkatkan peradangan."
Baca Juga: Main Sinetron, Vino G Bastian Perankan Tokoh Mediator Perceraian
Selain itu, pria juga cenderung tidak merawat dirinya sendiri secara lebih baik daripada wanita, yang jelas memiliki efek negatif terhadap kesehatannya.