Dokter Reisa Sebut Vaksinasi Booster Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh bagi Lansia

Risna Halidi | Aflaha Rizal Bahtiar
Dokter Reisa Sebut Vaksinasi Booster Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh bagi Lansia
Warga berdiri di depan bilik vaksinasi usai mendapatkan vaksin COVID-19 dosis ketiga di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Rabu (12/1/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Hal tersebut diungkap oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro.

Suara.com - Vaksinasi booster diberikan guna meningkatkan kekebalan tubuh dan terhindar dari virus corona varian baru seperti varian Omicron.

Hal tersebut diungkap oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro, pada acara Live Instagram Radio Kesehatan: Vaksinasi Booster dan Waspada Omicron, pada Senin (17/1/2022).

“Vaksin sendiri memberikan spesifik perlindungan buat kita untuk mencegah dari Covid-19. Berdasarkan studi, vaksin yang diberikan kepada kita perlu dilakukan penyuntikan ketiga, supaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh,” ungkapnya.

“Memang kalau dilihat dari riset, terjadi penurunan antibodi yang terbentuk setelah enam bulan. Makanya dibutuhkan suntikan ketiga, dan ini yang disebut sebagai booster,” sambung dr. Reisa.

Baca Juga: Alert! Kemenkes Peringatkan Potensi Peningkatan Covid-19

Kata dr. Reisa, vaksinasi booster ini sebenarnya diperuntukan untuk kelompok lansia yang rentan. Maka dari itu untuk melaksanakan vaksinasi booster secara umum, wilayah harus sudah memenuhi capaian vaksinasi primer.

“Vaksin pertama dan keduanya itu minimal 75 persen, dan lansianya juga minimal 60 persen,” ungkap dr. Reisa.

Di sisi lain, dr. Reisa menambahkan untuk mendapatkan vaksinasi booster, harus memiliki jarak vaksinasi kedua selama enam bulan.

 “Kalau misalkan November 2021, berarti booster ketiganya itu nanti di Mei 2022. Meski pelaksanaan booster ini sudah dimulai per 12 Januari 2022,” tambahnya.

Untuk vaksinasi booster, dr. Reisa mengatakan sudah ada panduan dan ketentuannya, sehingga tidak bisa memilih merek vaksin.

Baca Juga: Virus Corona Ngamuk Lagi, Kasus Covid-19 di Singapura Meroket Hingga Dua Kali Lipat

“Jadi panduannya sudah dari Badan Otoritas ataupun para ahli yang sudah melakukan penelitian dari jenis dan dosis nya,” ungkapnya.