Kasus Pertama Omicron di Beijing Bikin Panik, Penduduk China Serbu Tempat Tes COVID-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 17 Januari 2022 | 18:35 WIB
Kasus Pertama Omicron di Beijing Bikin Panik, Penduduk China Serbu Tempat Tes COVID-19
Seorang warga menggunakan baskom air sebagai topi saat salju turun di Beijing, China, Minggu (7/11/2021). [NOEL CELIS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan adanya kasus COVID-19 varian Omicron di ibukota Beijing membuat panik penduduk. Akibatnya, warga berbondong-bondong menyerbut fasiltas tes COVID-19 yang disediakan pemerintah.

Mengutip data pemerintah, China melaporkan 65 kasus penularan lokal COVID-19 pada Minggu 16 Januari 2021. Angka itu turun dari 104 kasus sehari sebelumnya karena wabah di kota Xian di barat laut mereda setelah penguncian ketat.

Namun, varian Omicron yang sangat menular telah terdeteksi di sedikitnya lima provinsi dan kotamadya, yang mendorong kota-kota menerapkan pembatasan untuk menghentikan penyebaran virus dan mengancam pertumbuhan ekonomi.

Pada Sabtu, ibu kota Beijing melaporkan kasus pertama varian Omicron pada seseorang yang telah mengunjungi beberapa mal dan restoran dalam 14 hari terakhir. Orang tersebut belum meninggalkan kota sejak awal tahun.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Khusus Varian Omicron Tengah Dikembangkan oleh Perusahaan India

Orang-orang antre untuk menjalani tes asam nukleat saat pengujian COVID-19 massal digelar di seluruh kota setelah kasus lokal varian Omicron terdeteksi di Tianjin, China, 9 Januari 2022. ANTARA/cnsphoto via REUTERS/as
Orang-orang antre untuk menjalani tes asam nukleat saat pengujian COVID-19 massal digelar di seluruh kota setelah kasus lokal varian Omicron terdeteksi di Tianjin, China, 9 Januari 2022. ANTARA/cnsphoto via REUTERS/as

China belum melaporkan berapa banyak kasus Omicron yang sudah terdeteksi di negara itu. Sekitar 13.000 orang telah menjalani tes COVID-19 di distrik Haidian, tempat kasus tersebut ditemukan, namun belum ada hasil yang menunjukkan positif, menurut Beijing Daily, koran pemerintah, mengutip data resmi pada Minggu.

Tetapi, sejumlah tempat-tempat ibadat di kota itu sudah ditutup bagi pengunjung sebagai tindakan kewaspadaan.

Kuil Lama, biara Buddha masyarakat Tibet di Beijing, mengatakan pada Minggu mereka tutup hingga waktu yang belum ditentukan akibat wabah COVID dan langkah pengendalian.

"Terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa Omicron akan mengganggu upaya China untuk menekan COVID," kata Mark Williams, ekonom senior di Capital Economics, Jumat.

"Tapi jelas kemunculan varian yang lebih menular itu memerlukan lebih banyak intervensi ... Dan kerugian ekonomi dari kewaspadaan ini terus meningkat."

Baca Juga: Sudah Vaksinasi Penuh? Pelancong Inggris Tak Perlu Lakukan Tes COVID-19 Saat Pulang

Beberapa warga Beijing, yang khawatir terjebak di kota itu jelang liburan Tahun Baru Imlek, bergegas pulang lebih cepat ke kampung halamannya.

"Mengkhawatirkan, sumber infeksi di Beijing masih belum jelas," kata Shelly Fong, yang memutuskan mudik ke tempat asalnya di provinsi Liaoning pada Senin.

"Jika ada wabah di Beijing, saya tak akan bisa pulang kampung," katanya.

"Bagaimana jika tak ada penerbangan? Bagaimana jika ada lockdown di Beijing? Ini adalah kemungkinan yang nyata."

Di luar Rumah Sakit Friendship di Beijing pada Minggu, antrean untuk mendapatkan tes COVID-19 membuat orang-orang menunggu berjam-jam dalam cuaca dingin.

China daratan melaporkan 119 kasus baru COVID-19 terkonfirmasi untuk 15 Januari, turun dari 165 sehari sebelumnya, menurut Komisi Kesehatan Nasional (NHC) pada Minggu. Kasus baru penularan lokal dilaporkan di Tianjin, Henan, Beijing, Guangdong dan Shaanxi, kata NHC.

Tidak ada kematian baru yang dilaporkan, sehingga angka kematian masih berada di angka 4.636. Hingga 15 Januari, China daratan telah mencatat 104.864 kasus terkonfirmasi. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI