Suara.com - Gangguan mata astigmatisma atau juga dikenal sebagai mata silinder adalah salah satu gangguan penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata. Penderita mata silinder umumnya akan mengalami kesulitan melihat di malam hari. Otomatis, mereka juga akan kesulitan menyetir di malam hari. Apa sebabnya?
Australia diprediksi akan mendekati puncak gelombang virus corona varian Omicron setelah lebih dari 100.000 kasus dilaporkan dalam empat hari berturut-turut. Penasehat pemerintah bahkan menyebut masih akan ada sejumlah besar kasus yang didiagnosis selama beberapa minggu ke depan.
Selengkapnya, baca melalui tautan di bawah ini!
1. Ini Penyebab Mata Silinder Kesulitan Menyetir di Malam Hari
Baca Juga: CDC Peringatkan Kualitas Masker Kain Longgar Paling Rendah Tangkal Varian Omicron
Gangguan mata astigmatisma atau juga dikenal sebagai mata silinder adalah salah satu gangguan penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata. Dalam hal ini, cahaya yang masuk tidak terbiaskan secara sempurna sehingga gambar yang dihasilkan menjadi tidak fokus atau miring.
Penderita mata silinder umumnya akan mengalami kesulitan melihat di malam hari. Otomatis, mereka juga akan kesulitan menyetir di malam hari. Hal ini karena mata silinder dapat menyebabkan kelainan refraksi, yaitu saat bentuk mata tidak bisa membelokan cahaya dengan benar, sehingga penglihatan menjadi kabur.
2. Gelombang Varian Omicron di Australia, Ada Lebih dari 100.000 Kasus dalam Empat Hari
Australia diprediksi akan mendekati puncak gelombang virus corona varian Omicron setelah lebih dari 100.000 kasus dilaporkan dalam empat hari berturut-turut.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Inggris Alami Lonjakan Rawat Inap pada Kelompok Anak Akibat Varian Omicron
"Kita belum melalui puncaknya dan saya pikir masih akan ada sejumlah besar kasus yang didiagnosis di Australia selama beberapa minggu ke depan," kata penasihat utama pemerintah Australia untuk bidang kesehatan, Paul Kelly, merujuk pada wabah Omicron.
3. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Pastikan Obat Covid-19 Molnupiravir Sudah Masuk dalam Paket Obat Isolasi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan obat Covid-19 Molnupiravir sudah masuk dalam paket obat isolasi pasien Covid-19 gejala ringan hingga sedang.
Menkes Budi juga mengatakan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan lima organisasi profesi, yakni Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
4. Studi: Ibu Hamil yang Tidak Divaksin Covid-19 Lebih Berisiko Alami Komplikasi
Vaksin Covid-19 dinyatakan aman bahkan bagi ibu hamil sekalipun. Namun, masih banyak ibu hamil yang belum mendapatkan perlindungan tersebut. Padahal, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di majalah Nature Medicine, ibu hamil yang tidak divaksin lebih berisiko alami komplikasi apabila terinfeksi Covid-19.
"Covid-19 pada kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi tertentu kehamilan preeklamsia, lahir prematur, dan lahir meninggal," menurut majalah itu.
5. Keringat Ekstrem Saat Malam Jadi Gejala Baru Varian Omicron
Peneliti menemukan gejala baru terkait infeksi Covid-19 varian omicron. Dokter mengatakan sebagian orang yang terinfeksi omicron mengalami keringat ekstrem setiap malam. Kondisi itu bisa sampai membuat penderitanya mengalami gangguan tidur.
Menurut Mayo Clinic, keringat malam akibat gejala Covid-19 berupa keringat ekstrem hingga membasahi pakaian tidur. Gejala itu kemungkinan terkait dengan kondisi medis atau penyakit yang menyertai pasien.