Suara.com - Seorang anak bernama Peggy (2) didiagnosis meningioma tingkat rendah. Ini adalah tumor yang tumbuh di 3 lapisan membran di dalam tengkorak, yang disebut meninges.
Sebelum penyakitnya ini diketahui, Peggy mengalami gejala mata malas, sebuah gangguan penglihatan pada salah satu mata karena otak dan mata tidak terhubung dengan baik.
Menurut dokter saat Peggy pertama kali diperiksa, sang gadis kecil ini mengalami ptosis, di mana kelopak mata bagian atas terkulai dan matanya tidak bergerak. Namun, dokter tidak dapat menemukan masalah dengan penglihatannya.
Hingga akhirnya sang gadis kecil itu menjalani pemindaian MRI. Hasilnya menunjukkan bahwa Peggy memiliki benjolan kecil di atas saraf optiknya.
Baca Juga: Ditinggal Istri Kerja ke Luar Negeri, Hendrik Ditemukan Sudah Jadi Tengkorak
Sayangnya, ahli bedah tidak dapat mengangkat massa tersebut karena ukuran dan lokasinya. Dokter pun hanya bisa melakukan biopsi.
Pada Agustus 2021 lalu, dokter di Rumah sakit Anak Bristol, Inggris, mendiagnosisnya dengan meningioma.
Sang ibu, Emma Williams (37) mengatakan bahwa selama bertahun-tahun dan enam bulan sebelum diagnosis ia mengalami ketakutan karena tidak tahu apa yang terjadi pada putrinya.
"Enam bulan pertama sangat mengerikan karena kami tidak memiliki diagnosis. Seiring berjalannya awaktu, kami perlahan mencari tahu apa yang kami hadapi," kata Emma, dilansir The Sun.
Kondisi ini pun membuat Emma ingin meningkatkan kesadaran akan penyakit tumor meningioma dan membantu orang lain yang juga mengalami situasi serupa.
Baca Juga: Warga Lampung Tengah Geger, Tengkorak Manusia Ditemukan di Kebun Jagung
Dia melakukan tantangan 10.000 Langkah Sehari yang diadakan Brain Tumor Research. Acara ini diadakan untuk Februari mendatang.
"Kami menyesal mendengar tentang diagnosis Peggy dan apa yang telah dialami keluarga selama beberapa tahun terakhir dan kami berharap mereka baik-baik saja selama perawatan Peggy," ujar manajer pengembangan komunitas di Brain Tumor Research, Mel Tiley.
Ia pun memuji keputusan Emma untuk ikut serta dalam tantangan 10.000 Langkah Sehari demi mendukung orang lain yang mungkin mengalami kondisi serupa.