Suara.com - Peneliti menemukan gejala baru terkait infeksi Covid-19 varian omicron. Dokter mengatakan sebagian orang yang terinfeksi omicron mengalami keringat ekstrem setiap malam. Kondisi itu bisa sampai membuat penderitanya mengalami gangguan tidur.
Menurut Mayo Clinic, keringat malam akibat gejala Covid-19 berupa keringat ekstrem hingga membasahi pakaian tidur. Gejala itu kemungkinan terkait dengan kondisi medis atau penyakit yang menyertai pasien.
Salah satu ilmuwan John Torres mengatakan pada acara "Today" bahwa gejala keringat malam itu sebenarnya sangat aneh. Padahal, kebanyakan pasien Covid-19 varian omicron tidak melaporkan kehilangan rasa atau penciuman.
Gejala khas Covid-19, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, di antaranya demam, batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, diare, mual atau muntah, juga kehilangan indera perasa dan penciuman.
Baca Juga: Di Negara Ini, Warga yang Belum Divaksin Dilarang Naik Transportasi Umum
Orang-orang tetap dapat melindungi diri dari varian omicron dengan mendapatkan vaksin Covid-19. Serta mengenakan masker saat berada di tempat umum, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan dengan sabun dan air.
Meskipun diakui CDC, masih banyak yang belum diketahui tentang varian omicron. Data CDC juga menunjukkan varian omicron berkontribusi pada kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat hingga 98 persen.
Menurut Pusat Sumber Daya Coronavirus Johns Hopkins, AS melaporkan 776.455 kasus baru dalam sehari dan 1.875 kematian.
Amerika Serikat telah melaporkan lebih dari 64 juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 846.400 kematian sejak awal pandemi.
Baca Juga: Karantina 14 Hari Diprotes, Menkes Budi Gunadi Sadikin Singgung Perlindungan Terhadap Varian Omicron