Suara.com - Pemerintah Senegal telah memberikan izin penggunaan vaksinasi COVID-19 untuk anak, di tengah ancaman varian Omicron.
Sayangnya, program vaksinasi di Senegal terhambat oleh masalah logistik.
Setelah berjuang dengan kurangnya akses ke vaksin saat awal peluncuran global, Senegal, seperti banyak negara di Afrika, memiliki masalah tambahan dalam beberapa terakhir dalam penyuntikan vaksin.
Keraguan akan vaksin dan masalah logistik mengakibatkan ratusan ribu dosis kedaluwarsa tanpa sempat digunakan pada akhir tahun lalu.
Baca Juga: Anak Punya Riwayat Alergi dan Ingin Divaksinasi Covid-19? Dokter Ingatkan 2 Hal Ini!
Sejauh ini negara itu sudah menyuntikkan dosis lengkap sekitar delapan persen dari 17 juta penduduknya, menurut angka Kemenkes Senegal.
Pemerintah Senegal telah mengesahkan vaksin COVID-19 untuk anak-anak usia di atas 12 tahun dan suntikan penguat vaksin atau booster untuk orang dewasa, demikian diumumkan Kementerian Kesehatan Senegal, Kamis.
Kebijakan itu dibuat karena munculnya keraguan akan vaksin yang menghambat upaya melawan kenaikan infeksi varian Omicron.
Dosis penguat vaksin awalnya akan ditujukan untuk orang-orang yang diidentifikasi rentan terhadap penyakit berat, kata Kemenkes itu dalam cuitannya di Twitter yang mencakup surat kementerian tertanggal 11 Januari 2022.
Terdapat lonjakan kasus COVID-19 sejak akhir Desember setelah varian Omicron yang cepat menular terdeteksi.
Baca Juga: Akselerasi Vaksinasi Merdeka Anak, Kapolda Kunjungi Salatiga dan Bercanda dengan Siswa SD
Beberapa negara Afrika lainnya , seperti Guinea, Namibia, dan Afrika Selatan sudah mulai memvaksinasi anak-anak berusia 12 tahun ke atas.
Gelombang keempat yang dipicu Omicron sedang merata di sebagian besar benua itu, tetapi di Afrika Utara dan Barat masih mengalami kenaikan kasus, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis.
Senegal sudah melaporkan lebih dari 81.000 kasus dan 1.903 kematian akibat COVID-19 sejak awal pandemi. [ANTARA]