Studi AS Sebut Orang yang Pernah Terinfeksi Virus Herpes Epstein Barr Berisiko Idap Autoimun Multiple Sclerosis

Jum'at, 14 Januari 2022 | 14:01 WIB
Studi AS Sebut Orang yang Pernah Terinfeksi Virus Herpes Epstein Barr Berisiko Idap Autoimun Multiple Sclerosis
Ilustrasi penderita multiple sclerosis. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian membuktikan orang yang pernah terinfeksi virus herpes atau virus Epstein-Barr (EBV), berisiko lebih tinggi mengembangkan penyakit autoimun Multiple Sclerosis (MS).

EBV masih dalam salah satu kelompok virus herpes yang sangat umum menyerang manusia dan ditularkan melalui air liur atau cairan tubuh.

EBV sering juga disebut human herpesvirus 4 yang mayoritas atau 90 persen hingga 95 persen, virus ini menyerang anak remaja hingga usia dewasa muda.

Sementara Multiple sclerosis (MS) yaitu penyakit autoimun yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.

Baca Juga: Dokter Akui Sulit Diagnosis Penyakit Autoimun Lupus

Mengutip Live Science, Jumat (14/1/2022) penelitian yang diterbitkan di jurnal Science pada Kamis, 13 Januari 2022 menelusuri data 10 juta anggota militer AS, selama 20 tahun terakhir.

Orang yang belum pernah terinfeksi virus herpes atau EBV diidentifikasi, ditelusuri dari waktu ke waktu untuk melihat risiko mereka mengidap autoimun MS, setelah terpapar virus.

"Kami telah mengerjakan hipotesis ini, bahwa EBV berisiko menyebabkan autoimun MS, selama 20 tahun," ujar peneliti utama Kassandra Munger.

Hasilnya, peneliti menemukan risiko anggota militer mengidap autoimun multiple sclerosis, meningkat 32 kali lipat setelah terinfeksi virus herpes atau EBV.

Kesimpulan ini didapatkan, karena peneliti tidak menemukan hubungan antara autoimun dengan infeksi virus lainnya, selain virus herpes yang meningkatkan risiko jadi lebih tinggi.

Baca Juga: Risiko Covid-19 Lebih Tinggi, Pasien Reumatik Inflamasi Autoimun Perlu Vaksinasi

"Ini adalah hipotesis yang menantang untuk diuji, karena lebih dari 95 persen populasi terinfeksi EBV di usia dewasa," tulis Munger dalam catatan penelitiannya.

Sayangnya, Dr. Lawrence Steinman, Profesor Neurologi dan Ilmu Saraf Stanford University School of Medicine, yang tidak terlibat dalam studi menyoroti kekurangan penelitian ini.

Dikatakan ada penjelasan yang kurang terkait bagaimana EBV atau virus herpes ini menyebabkan penyakit autoimun tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI