"Lebih dari 100 juta telah ditolak hanya pada bulan Desember saja," kata Etleva Kadilli, direktur Divisi Pasokan di badan PBB UNICEF, mengatakan kepada anggota parlemen di Parlemen Eropa.
Alasan utama penolakan karena vaksin yang dikirim memiliki umur simpan yang pendek, imbuh Kadili.
Negara-negara miskin terpaksa menunda pengiriman stok, karena tidak memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai, termasuk kurangnya lemari es untuk penyimpanan vaksin.
UNICEF tidak segera menjawab pertanyaan tentang total dosis yang telah ditolak sejauh ini.
Selain dosis yang ditolak, banyak pula dosis vaksin yang tidak digunakan di fasilitas penyimpanan di negara-negara miskin.
Data UNICEF tentang persediaan dan penggunaan vaksin yang dikirim menunjukkan bahwa 681 juta dosis pengiriman saat ini tidak digunakan di sekitar 90 negara miskin di seluruh dunia, menurut CARE, badan amal yang mrnghimpun angka-angka tersebut dari database publik.
Lebih dari 30 negara miskin, termasuk negara bagian besar seperti Republik Demokratik Kongo dan Nigeria, sampai saat ini baru menggunakan kurang dari setengah dosis yang telah diterima.