Update Covid-19 Global: Jutaan Dosis Vaksin Terbuang di Negara Miskin, Dianggap Cepat Kedaluwarsa

Jum'at, 14 Januari 2022 | 09:52 WIB
Update Covid-19 Global: Jutaan Dosis Vaksin Terbuang di Negara Miskin, Dianggap Cepat Kedaluwarsa
Ilustrasi vaksin (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Update Covid-19 global mencatat terdapat 3 juta kasus infeksi terkonfirmasi hanya dalam satu hari. Meski begitu, angka tersebut masih lebih rendah dari kemarin. 

Data pada situs worldometers per Jumat (14/1) pukul 08.30 WIB tercatat kasus baru Covid-19 di dunia dalam 24 jam terakhir ada sebanyak 3,04 juta, lebih sedikit dari kemarin yang menjadi rekor selama pandemi dengan angka 3,2 juta kasus.

Delapan negara yang sama dengan kemarin masih melaporkan kasus positif harian mencapai ratusan ribu. Negara tersebut adalah Amerika Serikat (680.991 kasus), Perancis (305.322 kasus), India (253.496 kasus).

Italia (184.615 kasus), Spanyol (159.161 kasus), Australia (150.702 kasus), Argentina (128.402 kasus), dan Inggris (109.133 kasus). 

Baca Juga: Ade Yasin Ungkap Kronologi Warga Dramaga Positif Omicron, Kasus Pertama di Bogor

Sedangkan angka kematian bertambah 6.961 jiwa dalam sehari. 

Akibat berbagai tambahan tersebut akumulasi kasus Covid-19 di dunia kini tercatat 320,52 juta kasus dengan kematian lebih dari 5,53 juta jiwa. 

Jutaan Dosis Vaksin Terbuang di Negara Miskin

Vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih digunakan untuk mencegah perburukan gejala akibat infeksi varian omicron. Namun, jutaan dosis vaksin di negara miskin justru terbuang akibat kedaluwarsa.

Pejabat UNICEF mengatakan, negara-negara miskin pada bulan lalu menolak lebih dari 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan melalui program global COVAX.

Baca Juga: Target 8 Juta, 2.200 Orang Di Jakarta Sudah Disuntik Vaksin Booster Dalam Dua Hari

Mereka menolak vaksin, salah satu alasannya karena tanggal kedaluwarsanya terlalu cepat.

"Lebih dari 100 juta telah ditolak hanya pada bulan Desember saja," kata Etleva Kadilli, direktur Divisi Pasokan di badan PBB UNICEF, mengatakan kepada anggota parlemen di Parlemen Eropa.

Alasan utama penolakan karena vaksin yang dikirim memiliki umur simpan yang pendek, imbuh Kadili.

Negara-negara miskin terpaksa menunda pengiriman stok, karena tidak memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai, termasuk kurangnya lemari es untuk penyimpanan vaksin. 

UNICEF tidak segera menjawab pertanyaan tentang total dosis yang telah ditolak sejauh ini.

Selain dosis yang ditolak, banyak pula dosis vaksin yang tidak digunakan di fasilitas penyimpanan di negara-negara miskin.

Data UNICEF tentang persediaan dan penggunaan vaksin yang dikirim menunjukkan bahwa 681 juta dosis pengiriman saat ini tidak digunakan di sekitar 90 negara miskin di seluruh dunia, menurut CARE, badan amal yang mrnghimpun angka-angka tersebut dari database publik.

Lebih dari 30 negara miskin, termasuk negara bagian besar seperti Republik Demokratik Kongo dan Nigeria, sampai saat ini baru menggunakan kurang dari setengah dosis yang telah diterima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI