Shanaz Haque Sebut Masih Banyak Masyarakat Percaya Dukun Bisa Pindahkan Kanker Ovarium ke Kambing

Jum'at, 14 Januari 2022 | 09:22 WIB
Shanaz Haque Sebut Masih Banyak Masyarakat Percaya Dukun Bisa Pindahkan Kanker Ovarium ke Kambing
Shahnaz Haque [Suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selebriti Shahnaz Haque terpilih menjadi duta peduli kanker ovarium oleh perusahaan farmasi AstraZeneca di Indonesia AstraZeneca Indonesia. 

Dalam program kampanye 10 Jari bersama organisasi Cancer Information and Support Center (CISC) juga Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Shahnaz ditugaskan menyebarkan edukasi terkait kanker ovarium.

Sebagai penyintas kanker ovarium, Shahnaz menyadari pentingnya informasi yang tepat agar masyarakat tidak terlambat mengenali gejala kanker. Juga bisa melakukan pengobatan medis yang benar. 

Menurut Shahnaz, di Indonesia masih banyak masyarakat yang menjalani pengobatan kanker justru bukan dengan dokter tapi pergi ke dukun.

Baca Juga: Sering Tanpa Gejala, Begini Cara Kenali Tanda Alami Kanker Ovarium

Shahnaz Haque di Atrium Food Centrum, Puri Mutiara, Sunter Jakarta Utara, Senin (1/4/2019). [Sumarni/Suara.com]
Shahnaz Haque di Atrium Food Centrum, Puri Mutiara, Sunter Jakarta Utara, Senin (1/4/2019). [Sumarni/Suara.com]

"Dalam satu tahun kemarin, kami melakukan banyak sekali memberikan edukasi. Masyarakat harus tahu ilmu yang benar sehingga tidak salah untuk mengambil tindakan pengobatan. Jangan pergi ke tempat yang bisa pindahin kanker ke kambing, itu gak masuk akal," kata Shahnaz saat webinar Kampanye 10 Jari, Kamis (13/1/2022).

Selain itu, Shahnaz juga ingin menghilangkan stigma terhadap perempuan yang dianggap tidak bisa hamil jika hanya memiliki satu ovarium. Ia menegaskan, dirinya yang harus menjadi pengangkatan ovarium sebelum menikah, nyatanya tetap bisa hamil dan melahirkan.

Pembawa acara itu kini telah memiliki tiga orang anak perempuan sejak menikah dengan Gilang Ramadhan pada 2001.

"Dengan satu ovarium perempuan bisa punya anak. Selayaknya manusia bisa hidup dengan satu ginjal. Jadi jangan pergi ke tempat lain (kalau didiganosis kanker). Sehingga justru ketika balik, dari sebelumnya masih stadium dini malah jadi stadium terminal, itu sudah terlambat," ujar Shahnaz.

Ia bercerita, ibunya meninggal akibat terlambat mendeteksi kanker. Saat menjalani pengobatan, ibunya sudah mencapai stadium 4, sehingga harapan hidupnya makin rendah.

Baca Juga: Calon Pengantin Pria Jadi Dukun, Tema Prewedding Pasangan Ini Sukses Bikin Ngakak

Diakuinya, pengobatan kanker bukan hal yang mudah. Selain biayanya mahal, juga butuh waktu yang lama hingga benar-benar menghilangkan sel kanker dari tubuh. 

Oleh sebab itu, setiap pasien perlu mengetahui informasi terkait penyakit yang dialaminya. Shahnaz menyarankan,  bagi setiap pasien kanker untuk selalu aktif bertanya kepada dokter yang menanganinya.

"Sebelum pergi ke dokter, catat apa yang mau diketahui. Kedua, cari dokter yang komunikasinya yang baik," pesannya.
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI