74 Ribu Kasus Baru COVID-19, Turki Cetak Rekor Kasus Harian Tertinggi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 13 Januari 2022 | 21:56 WIB
74 Ribu Kasus Baru COVID-19, Turki Cetak Rekor Kasus Harian Tertinggi
Ilustrasi Covid19. (Suara.com/Eko Faizin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara Eropa masih mengalami peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan akibat merebaknya varian Omicron.

Peningkatan kasus COVID-19 juga dilaporkan oleh Turki, yang mencatat rekor kasus harian tertingginya kemarin.

Turki mencatat 74.266 kasus baru COVID-19 dalam waktu 24 jam, yang merupakan jumlah kasus harian tertinggi selama pandemi di negara itu.

Lonjakan kasus COVID-19 itu mendorong menteri kesehatan Turki Fahrettin Koca untuk memperingatkan warga tentang bahaya yang ditimbulkan oleh virus corona varian Omicron.

Baca Juga: Thariq Halilintar Positif Covid-19, Ardhito Pramono Sudah Punya Istri

"Ketika jumlah kasus varian Omicron menjadi dominan, Omicron akan menjadi sumber bahaya bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko dan dapat menyebabkan kematian di antara orang tua dan orang yang sakit kronis," kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca pada laman Twitter.

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Data kementerian kesehatan Turki mencatat 137 kematian terkait virus corona pada hari yang sama (Selasa, 11/1).

Pada akhir Desember 2021, kasus harian COVID-19 di Turki mencapai sekitar 20.000 orang.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengatakan COVID-19 varian Omicron bakal menginfeksi lebih dari separuh warga Eropa, tetapi sebaiknya jangan dulu dianggap sebagai penyakit endemis seperti flu.

Eropa mencatat lebih dari 7 juta kasus baru pada pekan pertama 2022, dua kali lipat lebih dari periode dua pekan, kata direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge saat konferensi pers.

Baca Juga: Ada Temuan Kasus COVID-19, 5 Sekolah di Jakarta Selatan Ditutup Sementara, Ini Daftarnya

"Pada tingkat ini, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen populasi di kawasan tersebut akan terinfeksi Omicron dalam 6-8 pekan ke depan," kata Kluge, merujuk pada pusat penelitian di Universitas Washington.

Sebanyak 50 dari 53 negara di Eropa dan Asia Tengah melaporkan kasus varian yang lebih menular tersebut, katanya.

Namun, muncul bukti bahwa Omicron memengaruhi saluran pernapasan atas ketimbang paru-paru, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan dari varian sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI