Suara.com - Tubuh anak pendek sering dikaitkan dengan masalah stunting. Padahal, tubuh anak pendek tidak selalu karena stunting. Bisa jadi itu adalah hal yang normal.
Tubuh anak pendek bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kekurangan gizi, penyakit kronis, atau faktor keturunan.
Dokter Spesialis Anak RSAB Harapan Kita, dr. Aditya Suryansyah, Sp.A (K), dalam acara Radio Kesehatan: Tubuh Anak Pendek, Apakah Ini Merupakan Tanda Gangguan Pertumbuhan, Kamis (13/1/2022), mengatakan bahwa potensi genetik sangat berpengaruh sekali pada tinggi badan anak.
"Namun, kalau anak punya kesehatan yang bagus, gizi yang baik, hormon yang baik, dan lingkungan baik, itu pengaruhnya cukup besar pada tinggi badan anak," ungkapnya.
Baca Juga: Bayi Usia 6 Bulan ke Atas Tak Diberi MPASI, Ancaman Kurang Gizi Mengintai
“Di Jepang misalnya, di tahun 1940-1950 orang-orangnya lebih pendek. Tapi karena gizinya baik, kesehatannya baik, ditambah lingkungannya bagus, otomatis setelah 70 atau 60 tahun, mereka tinggi badannya relatif lebih tinggi daripada kita,” tuturnya.
Di Indonesia, menurut dr. Aditya, tinggi badan dari generasi 50 tahun yang lalu sampai sekarang itu rata-rata hanya bertambah sekisar 5 cm.
Dari hubungan genetik yang cenderung kuat terhadap tinggi badan, dr. Aditya menambahkan bahwa faktor gizi juga sangat menentukan. Jika kekurangan gizi, anak akan mengalami pertumbuhan yang kurang bagus.
“Kalau gizi kurang, maka pertumbuhan anak kurang bagus. Dan ketika anak masuk usia dua tahun kehidupan pertama, kita harus pikirkan masalah kekurangan gizi itu, karena pertumbuhannya sangat cepat,” pungkasnya.
Baca Juga: Stunting: Tinggi Badan Pendek dari Anak Seusianya, Pertanda Kurang Gizi?