Suara.com - Sebian orangtua kerap telah memperkenalkan berbagai jenis minuman pada anak saat mereka masih di usia dini. Bahkan ada yang memberikan anak-anak mereka dengan minuman berkafein seperti kopi atau teh.
Seperti diketahui, bahwa mengonsumsi kafein sendiri punya risiko. Lantas, usia berapa sebenarnya anak boleh mengonsumsi minuman mengandung kafein seperti teh dan kopi?
Helen Burgess, ahli gizi dan pendiri Little Cooks Co, mengatakan kepada Metro.co.uk bahwa dia dulu diberi teh ketika dia masih kecil sebelum dia pergi tidur.
'Namun,' tambahnya, 'sekarang lebih banyak dipahami tentang kafein dan efek pada tubuh.
Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Prostitusi Anak Dengan Korban 18 Orang, Sembilan Muncikari Ditangkap
"Kafein adalah stimulan dan karena tidur sangat penting selama masa kanak-kanak (saat banyak pertumbuhan dan perkembangan terjadi), kami tidak ingin menghalangi apa pun. Itu juga dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung untuk sementara," kata dia.
Lembar fakta dari Great Ormond Street Hospital for Children mengatakan bahwa, jika anak menikmati minuman berkafein, orangtua harus mencoba membatasi jumlah yang mereka konsumsi. Selain itu mereka tidak boleh meminumnya setelah makan siang agar tidur mereka tidak terganggu.
Namun, The American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh mengonsumsi kafein dalam kapasitas apa pun. Mereka menyarankan agar anak-anak maupun remaja tidak mengonsumsi minuman energi.
Perlu diingat bahwa, karena anak-anak lebih kecil, kafein dapat memengaruhi mereka lebih kuat daripada Anda sendiri.
Diane Vizthum, M.S., R.D., ahli gizi penelitian di Institute for Clinical and Translational Research di Johns Hopkins University School of Medicine, menyarankan orang tua untuk 'berhati-hati.
Baca Juga: Mirip dengan Orang Dewasa, Ini Gejala Virus Corona Varian Omicron pada Anak!
Tidak diketahui secara pasti apa dampak kafein pada sistem kardiovaskular dan saraf anak-anak. Dia juga memperingatkan bahwa terlalu banyak kafein dapat 'berbahaya' bagi anak-anak.
Kafein, lanjut dia dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, tekanan darah, peningkatan detak jantung, masalah tidur, dan refluks asam. Bahkan bisa menjadi racun dalam dosis yang cukup tinggi.
Pada akhirnya, terserah orang tua untuk memutuskan apa yang tepat untuk anak-anak dan dalam jumlah berapa.
Jika berpikir untuk membiarkan anak-anak Anda mengonsumsi makanan yang mengandung kafein, Helen mengatakan sebaiknya memilih makanan yang sebenarnya memiliki sedikit nilai gizi.
“Ada banyak bentuk kafein – coklat, teh, kopi, minuman energi, bahkan permen karet,” jelasnya. 'Sebagai ahli gizi, saya akan selalu memilih hal yang akan memberikan nutrisi paling banyak.
Kakao mentah, yang terbuat dari cokelat berkualitas baik, dikemas dengan antioksidan, dan teh dan kopi juga memiliki nilai antioksidan yang cukup tinggi.