Hampir 30 Persen Penduduk Terinfeksi COVID-19, Zambia Alami Krisis Alat Kesehatan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 11 Januari 2022 | 21:06 WIB
Hampir 30 Persen Penduduk Terinfeksi COVID-19, Zambia Alami Krisis Alat Kesehatan
Varian Omicron. (Dok. Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Zambia mengaku tengah mengalami krisis kesehatan, di tengah pandemi COVID-19 yang terus meningkat.

Mengutip ANTARA, satu dari tiga hingga empat orang di Zambia telah terinfeksi COVID-19. Negara di selatan Afrika berpenduduk 18 juta jiwa itu kini mencatat tingkat kasus positif sebesar 28 persen dan tidak dapat melanjutkan tes COVID massal akibat keterbatasan alat.

Menteri Kesehatan Sylvia Masebo mengatakan hanya orang-orang yang bergejala parah saja yang diprioritaskan untuk melakukan tes COVID, bersama petugas medis dan pekerja tertentu, seperti di lapas, asrama dan kamp pelatihan, katanya.

"Sebagai sebuah negara, kami tengah menghadapi fase penuh tantangan dengan keterbatasan alat tes diagnostik COVID-19 lantaran krisis pasokan akibat pandemi ketika permintaan alat tes dan pasokan lainnya melonjak di pasar global dan lokal," kata Masebo.

Baca Juga: Catat! Ini Cara Cek Jadwal Vaksinasi Booster di Aplikasi PeduliLindungi Buat Besok

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

Zambia sedang bergelut dengan gelombang keempat pandemi COVID-19 dan sejauh ini telah melaporkan hampir 284.400 kasus, termasuk 3.800 lebih korban meninggal.

Sebelumnya, pejabat kesehatan senior di Afrika Selatan mengatakan kenaikan kasus COVID-19 di benua Afrika memang mengkhawatirkan. Tapi, melakukan pembatasan ketat dan lockdown bukanlah solusi terbaik.

"Masa-masa pemberlakuan penguncian ketat sebagai senjata berakhir. Kita harus benar-benar melihat bagaimana kita menggunakan langkah-langkah sosial dan kesehatan masyarakat yang lebih hati-hati dan seimbang seiring meningkatnya tingkat vaksinasi," ujar direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Afrika (CDC Afrika), John Nkengasong.

Afrika Selatan menghadapi lonjakan drastis infeksi COVID-19 sejak akhir November. Hal itu dipicu oleh penyebaran varian omicron.

Infeksi baru kemudian memuncak pada pertengahan Desember. Akan tetapi, semenjak itu kasus baru kembali turun dan pemerintah tidak menerapkan lagi pembatasan ketat seperti pada gelombang infeksi sebelumnya.

Baca Juga: Positif Covid-19? Ini 5 Hal Penting yang Bisa Membantu Meredakan Gejala yang Anda Alami

"Jumlah infeksi meningkat tajam, tetapi juga menurun sangat, sangat drastis... Saya rasa itulah pelajarannya bahwa kita mesti belajar dari apa yang telah dilakukan negara-negara Afrika Selatan untuk menangani ini," kata Nkengasong.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI