Cegah Kenaikan Kasus COVID-19, Swedia Batasi Pengunjung Mal dan Restoran

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 11 Januari 2022 | 17:21 WIB
Cegah Kenaikan Kasus COVID-19, Swedia Batasi Pengunjung Mal dan Restoran
Ilustrasi COVID-19 (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Swedia memberlakukan pembatasan sosial ketat di tengah meningkatnya kasus COVID-19.

Negara tetangga Norwegia tersebut mulai membatasi jumlah pengunjung di mal, restoran, dan tempat berkumpul lainnya.

Perdana Menteri Magdalena Andersson mengatakan upaya ini dilakukan demi mencegah situasi penanganan pandemi COVID-19 yang semakin memburuk.

"Dipastikan situasinya memburuk. Tingkat infeksi di Swedia menyentuh rekor tertinggi dalam sejarah," kata Andersson, mengutip ANTARA.

Sejumlah warga menyantap makanan di salah satu restoran di Ciracas, Jakarta, Kamis (10/9/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Sejumlah warga menyantap makanan di salah satu restoran di Ciracas, Jakarta, Kamis (10/9/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Aturan baru itu akan mencakup keharusan bekerja dari rumah apabila memungkinkan dan pembatasan jumlah orang yang menghadiri acara publik.

Restoran harus tutup pukul 23.00 waktu setempat dan meja pengunjung tidak lebih dari delapan orang. Orang dewasa juga akan diminta untuk membatasi kontak sosial di luar ruangan.

Aturan tersebut akan dievaluasi setelah dua pekan, namun diperkirakan bakal diberlakukan setidaknya selama empat pekan.

Meskipun infeksi COVID-19 melonjak dan mencapai rekor baru pada pekan lalu, jumlah pasien rawat inap masih jauh dari puncak gelombang sebelumnya.

Jumlah kematian baru juga relatif kecil. Lebih dari 1.000 pasien COVID-19 dirawat di rumah sakit, termasuk sekitar 100 pasien ICU.

Baca Juga: Minta Masyarakat Tahan Diri ke Luar Negeri, Airlangga: Jangan Kita Bawa Pulang Penyakit!

Dewan Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional mengatakan bahwa tekanan terhadap layanan kesehatan diperparah oleh penyebaran virus pernapasan lain dan krisis staf.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI