Vaksin Booster untuk Masyarakat, Kemenkes Ungkap Pola Distribusinya

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 10 Januari 2022 | 22:23 WIB
Vaksin Booster untuk Masyarakat, Kemenkes Ungkap Pola Distribusinya
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam waktu dekat akan memberikan vaksin booster alias vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada masyarakat.

Dalam keterangannya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan pola distribusi yang digunakan masih sama seperti distribusi vaksin lainnya.

"Untuk pola distribusinya mengikuti proses yang ada saat ini," katanya mengutip ANTARA.

Ia mengatakan tahap distribusi dilakukan oleh PT Bio Farma. Tentunya, produksi dilakukan setelah produk vaksin mendapat izin edar penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: BPOM: Vaksin Merah Putih Bisa Kantongi Izin Juni Mendatang

Pengendara melakukan vaksinasi COVID-19 di Gerbang Tol Cibubur Utama, Jakarta, Rabu (1/9/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Pengendara melakukan vaksinasi COVID-19 di Gerbang Tol Cibubur Utama, Jakarta, Rabu (1/9/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Bio Farma mendistribusikan produk vaksin dengan armada khusus yang mampu menjaga suhu ideal rantai dingin, yakni 2-8 derajat Celcius menuju fasilitas penyimpanan vaksin khusus di masing-masing provinsi.

Seperti diketahui, vaksin merupakan produk biologis yang mudah rusak jika dibiarkan pada suhu tertentu. Karenanya, dalam mendistribusikan dan menyimpannya pun butuh fasilitas khusus.

Selanjutnya pemerintah daerah setempat melanjutkan proses distribusi hingga ke lokasi penyuntikan para peserta menggunakan boks dingin yang dapat mempertahankan suhu 2-8 derajat celcius.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan vaksinasi untuk masyarakat. Vaksinasi booster ideal diberikan dengan interval enam bulan sejak suntikan dosis lengkap vaksin primer.

Terkait petunjuk pelaksanaan teknis penyuntikan termasuk takaran dosis yang diberikan, Nadia mengatakan masih menunggu hasil uji klinik dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). "Tunggu juknisnya," katanya.

Baca Juga: Lima Vaksin Booster Sudah Kantongi Izin BPOM, Menko Airlangga: Bulan Ini Mulai Disuntikan

Nadia menambahkan pelaksanaan vaksinasi booster dimulai di kabupaten/kota dengan kriteria 70 persen terpenuhi dosis 1 untuk seluruh masyarakat sasaran dan 60 persen lansia.

Nadia memastikan jenis vaksin yang akan digunakan sebagai booster telah aman bagi masyarakat karena sudah melalui uji klinik.

Dihubungi secara terpisah Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan pihaknya hingga saat ini masih berkoordinasi dengan BPOM terkait jenis vaksin yang akan digunakan sebagai booster.

"ITAGI masih menantikan rekomendasi dari BPOM terkait jenis vaksin yang akan digunakan," katanya.

Sri mengatakan vaksin booster bisa berupa vaksin jenis yang sama maupun yang berbeda. Adapun platform vaksin COVID-19 yang beredar di Indonesia saat ini berjenis inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.

Kepala BPOM RI Penny K Lukito yang dikonfirmasi melalui pesan singkat belum memberikan komentar hingga tenggat pengiriman berita ke meja sunting.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah berencana memulai program vaksinasi booster pada 12 Januari 2022 dengan target sasaran sebanyak 21 juta orang. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI